Mengenal Diet Ketofastosis, Efek Baik dan Buruknya
- Pixabay/g3gg0
VIVA.co.id – Beberapa waktu terakhir, muncul satu metode diet yang menjadi tren yaitu diet ketofastosis. Ketofastosis merupakan gabungan dari ketogenic dan fastosis.
Ketogenic merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein sedang. Sementara fastosis adalah fasting on ketosis yang artinya puasa dalam keadaan ketosis.
Keadaan ketosis adalah kondisi di mana liver memproduksi 'ketone' untuk digunakan sebagai bahan bakar atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis ini terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohdrat sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.
Meski tinggi lemak, namun ketofastosis diklaim efektif membantu menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan lemak yang masuk ke dalam tubuhlah yang dibakar menjadi sumber energi.
Ahli Gizi Leona Victoria menjelaskan, diet ketofastosis kuncinya adalah mengganti sistem metabolisme tubuh, dari yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan bakar utama menjadi lemak.
"Saat tubuh memetabolisme karbohidrat, kelebihan lemak akan langsung disimpan menjadi fat storage. Namun saat kita ganti cara kerja metabolismenya, hampir tanpa karbohidrat, maka lemak yang masuk akan menjadi sumber fuel utama," ujarnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 17 Maret 2017.
Jadi lemak yang dikonsumsi tersebut akan dipakai dan bukan disimpan dalam tubuh dan menjadi pemicu penyakit.
Tidak seperti metode diet lain, ketofastosis membutuhkan komitmen dan niat dari yang menjalaninya. Artinya, diet ini harus dilakukan seumur hidup. Karena, diet ini mengubah secara total pola makan. Jadi jika Anda bolak-balik melakukan diet ini, akibatnya akan merusak metabolisme tubuh.
"Seharusnya bersifat permanen. Tidak bisa on dan off seenak-enaknya," kata Leona.
Efek diet
Jadi, sebelum Anda memulai diet ini, galilah banyak informasi dan cari tahu bagaimana diet ini akan mengubah Anda. Selain itu, persiapkan diri Anda apakah benar-benar berubah secara drastis.
Leona menambahkan, menjalani diet ini akan mengalami "healing crisis", istilah yang digunakan kelompok ketofastosis, yaitu kondisi-kondisi tidak enak yang terjadi saat mengubah sistem metabolisme.
Kondisi tidak enak yang dimaksud adalah bisa berupa timbulnya jerawat parah, kulit gatal-gatal, kulit kering parah, ketombe, mual, lemas, sampai tidak bisa berdiri.
"Harus dipahami bahwa mengubah metabolisme berarti juga banyak pergantian sel-sel tubuh untuk mengakomodasi cara kerja yang baru. Maka itu muncul healing crisis," ujar Leona.
Lamanya kondisi ini berlangsung bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mengalami regenerasi secara cepat, namun ada yang lebih lama. Apalagi jika dia juga melakukan 'cheating' saat diet, ini bisa memperlarut kondisi tersebut.
Meski demikian, setelah masa tidak mengenakkan itu berlalu, maka terbentuklah sel-sel baru yang kompatibel dengan metabolisme berbahan baku lemak.
Pada awalnya, diet ketofastosis ditujukan untuk penderita epilepsi. Dan, dari beberapa laporan disebutkan bahwa diet ketofastosis juga bermanfaat untuk menangani diabetes dan PCOS.
Namun, bagi penderita penyakit kronis seperti asam urat, diabetes, ginjal dan kanker, kefektifan diet ini belum terbukti secara ilmiah karena bukti yang ada masih anekdotal dan testimonial. Jadi, perlu dilakukan riset yang baik.