Wanita dengan Ekonomi Rendah Berisiko Tinggi Obesitas
- pixabay/faniadimas
VIVA.co.id – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (Seameo Recfon) mengungkapkan bahwa perempuan dengan tingkat kekayaan rendah punya kaitan yang erat dengan risiko terserang penyakit obesitas.
"Kenapa perempuan dengan ekonomi rendah lebih tinggi (risiko obesitas) itu, masih jadi pertanyaan memang, makanya kami ada studi kualitatif," kata Ir Helda Khusun, Msc, Phd, peneliti studi pemaparan pola konsumsi masyarakat perkotaan di Indonesia, saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017.
Helda menjelaskan bahwa dalam studi yang dilakukannya bersama dengan Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), pola hidup perempuan cenderung sedentary atau menghabiskan banyak waktu dengan duduk menonton televisi atau menggunakan komputer.
"Tapi ada juga paparan menarik dari studi lain, jadi masalah kesehatan masa dewasa itu ditentukan pada masa anak bahkan dalam masa kandungan," kata dia.
Dia melanjutkan bahwa dalam masa kandungan terjadi pemrograman metabolisme dalam tubuh janin. Menurutnya, apabila dalam kandungan janin mendapatkan lingkungan kurang baik, makanan dan gizi kurang, janin akan mengalami adaptasi.
"Kemudian ketika lahir pemrograman metabolisme ini akan jadi lebih efisien untuk memproses energi, sehingga orang dengan berat badan rendah itu ternyata lebih tinggi terkena penyakit (yang kaitannya dengan obesitas) seperti jantung," kata dia.
Di samping itu, dia menyampaikan bahwa masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dalam studinya, yang jarang melakukan olahraga juga lebih berisiko mengalami obesitas.
Menariknya, dalam penelitian yang sama, hasil tersebut justru berbanding terbalik dengan responden laki-laki. Laki-laki dewasa muda dengan tingkat kekayaan tinggi justru memiliki hubungan yang tinggi terkait dengan obesitas.
Peneliti ini dibantu 864 orang dewasa muda dengan usia 18-45 tahun pada lima kota, yakni Bandung, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Medan. Jumlah antara laki-laki dan perempuan ini hampir sama dengan jumlah laki-laki 49,9 persen.