Menkes Nila: Tingkat Kematian Ibu dan Anak Masih Tinggi
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek SpM (K) mendesak rumah sakit dan puskesmas untuk meningkatkan kualitas perawatan ibu dan bayi baru lahir serta meningkatkan efisiensi sistem rujukan.
"Lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir," ujar Nila dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Selasa 14 Maret 2017.
Dia menjelaskan, angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia memang mengalami penurunan, namun tidak berubah secara signifikan dalam 10 tahun dan masih tetap luar biasa tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini.
Di Indonesia, 40 ibu hamil dan 247 bayi baru lahir meninggal setiap hari. Hampir 70 persen kematian ibu hamil dan 75 persen kematian bayi baru lahir terjadi di Jawa dan Sumatera, sebagian besar penyebab kematiannya dapat dicegah
"Saya berharap rumah sakit dan puskesmas di seluruh Indonesia, khususnya di tingkat kabupaten kota, memetik pelajaran penting dari program USAID EMAS dan menggunakannya untuk membuat perubahan terus menerus," kata dia.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan memang telah bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam program U.S. Agency for International Development (USAID) Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS).
EMAS USAID merupakan satu dari berbagai program kesehatan Amerika Serikat yang melindungi kehidupan ibu dan anak di Indonesia dan melindungi masyarakat Amerika dan Indonesia dari penyakit menular yang berasal dari kawasan ini serta melampaui batas negara.
Direktur USAID Erin McKee, juga menjelaskan USAID EMAS menjangkau 30 kabupaten dan 6 kota, yang mencakup 150 rumah sakit dan 300 puskesmas.
"Selama lima tahun terakhir, lebih dari setengah juta ibu telah melahirkan di fasilitas yang didukung EMAS, dan 100.000 ibu dan bayi baru lahir telah mendapat tindakan penyelamatan, yang sebelumnya mungkin tidak dapat dijangkau,” kata dia. (ren)