Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia
- Pixabay
VIVA.co.id – Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dr. Eni Gustina, MPH menyebutkan, angka kematian ibu tercatat 305 per 100.000 kelahiran. Sementara tahun 2016 menunjukkan angka 4834, di tahun 2015 angkanya mencapai 4897, dan di tahun 2014 angkanya 5.048.
"Artinya Indonesia, dari angka yang dilaporkan saja, ada 400 ribu ibu meninggal setiap bulan, dan 15 ibu meninggal setiap harinya," ujar Eni saat temu media di Ruang Maharmardjono Kemenkes, Jakarta, Jumat 10 Maret 2017.
Eni mengungkapkan, penyebab tertinggi kematian ibu di tahun 2016, 32 persen diakibatkan perdarahan. Sementara 26 persen diakibatkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan sehingga menyebabkan ibu meninggal.
Karena itulah, Kemenkes menggiatkan kepada bidan-bidan untuk melakukan deteksi dini risiko kehamilan. Kemenkes akan menyediakan alat untuk memperkuat bidan. Jadi, ketika ditemukan hipertensi, sudah dicegah sejak awal agar jangan sampai terjadi komplikasi.
Penyebab lain kematian ibu, Eni menambahkan, adalah karena penyebab lain seperti faktor hormonal, kardiovskuler, dan infeksi.
Selain itu, Eni juga menyebutkan penyebab kematian pada bayi baru lahir. Utamanya adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Umumnya kematian bayi baru lahir terkait dengan proses kehamilan dan persalinan.
"Tertinggi adalah karena berat lahir rendah, bisa karena prematur," imbuhnya.
Dan di tahun ini yang menjadi masalah hampir di semua wilayah di Indonesia adalah karena kehamilan di bawah usia 20 tahun. Hamil dan bersalin di bawah usia 20 tahun sangat berisiko karena di usia ini rahim belum siap dijadikan tempat tinggal janin dan menjalani persalinan. Sehingga bisa menyebabkan komplikasi.
Penyebab lain kematian bayi baru lahir adalah sesak napas dan infeksi.