Indonesia Peringkat 4 Gangguan Makan Terbesar Dunia
- pixabay/Hans
VIVA.co.id – Gangguan makan menjadi masalah psikologis yang seringkali terabaikan. Bentuknya pun bisa bermacam-macam seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, binge eating dan masih banyak lagi.
Sebelumnya, masalah gangguan makan ini berisiko tinggi terjadi di negara-negara Eropa dan Amerika, namun kini angkanya pun semakin tinggi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Dari sebuah situs tentang gangguan makan yang saya temukan, Indonesia berada di nomor empat negara dengan penderita gangguan makan terbanyak," kata psikolog Tara Adhisti de Thouars saat media gathering lightHOUSE Indonesia di Wyl's Kitchen, Jakarta, Jumat 24 Februari 2017.
Namun, lanjut Tara, sebagian besar penderita gangguan makan justru tidak langsung mendatangi psikolog melainkan ke ahli gizi. Kebanyakan orang menganggap bahwa gangguan makan hanyalah diet karena ingin menguruskan badan yang seiring waktu juga akan berubah.
Padahal gangguan makan bukanlah suatu gangguan yang bisa berubah dengan sendirinya. Sehingga, jika tidak terdeteksi bisa menjadi serius dan berakibat fatal.
"Dia memforsir tubuhnya sehingga banyak penyakit sampai menuju kematian. Dari sekian banyak kasus klinis gangguan jiwa, gangguan makan berkontribusi sebabkan kematian yang tinggi," kata Tara.
Hal ini disebabkan gangguan makan juga dibarengi dengan depresi. Pada orang yang depresi, pikiran untuk bunuh dirinya akan tinggi. Selain itu, gangguan makan juga menyebabkan penderitanya kehilangan berat badan secara drastis, kekurangan gizi, hingga menyebabkan komplikasi.
"Kondisi orang yang depresi itu dia tidak mencintai dirinya sendiri. Berbeda dengan narsis yang amat sangat menyayangi dirinya sendiri, orang yang depresi tidak cinta pada dirinya jadi makin tidak mau makan," imbuh Tara.
Itulah kenapa pada orang depresi sering ditemukan mereka suka menyakiti dirinya sendiri dengan menyayat bagian tubuhnya atau memukul kepalanya bahkan ingin menghilangkan nyawanya. (ren)