Vape Lebih Berisiko Sebabkan Stroke Dibandingkan Rokok

Rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA.co.id – Vape atau rokok elektrik, selama kurang lebih satu tahun belakangan menjadi sebuah gaya hidup bagi masyarakat Indonesia. Vape seringkali dipilih karena dipercaya memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan rokok pada umumnya.

Saat Ratusan Veteran dan Warakawuri Dicek Kolesterol, Ini Tujuannya

Tapi, sebuah studi terbaru justru membuktikan bahwa pengguna vape berisiko lebih tinggi terkena stroke yang mengancam jiwa dibandingkan dengan perokok tembakau.

Dalam studi, tikus yang terkena uap vape selama sepuluh hari atau 30 hari mengalami stroke lebih parah dan kerusakan saraf yang lebih besar daripada yang terpapar asap tembakau. Menggunakan vape membuat otak lebih sedikit menyerap glukosa, zat yang bertanggung jawab dalam memicu aktivitas otak. Demikian dilansir dari laman The Sun.

6 Cara Merawat Wajah Selama Puasa, Dijamin Bikin Kulit Glowing dan Sehat

Bagi penderita stroke yang selamat, paling tidak penderitanya akan mengalami cacat fisik, depresi, memori terganggu dan kesulitan berbicara.

Para peneliti dari Texas Tech University Health Sciences Center, mengatakan, “Vaping tidak lebih aman daripada rokok tembakau dan dapat menimbulkan risiko serupa, risikonya stroke berat."

Wamenkes Dante Optomis Efisiensi Tak Ganggu Pelayanan Kesehatan

Sementara itu, Profesor Jeremy Pearson, dari British Heart Foundation, mengatakan studi ini memperkuat pandangan bahwa belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mengetahui apakah vape lebih aman bagi kesehatan dibandingkan merokok.

"Berhenti merokok adalah langkah yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda, dan kita tahu bahwa semakin banyak orang yang beralih ke vape untuk berhenti," kata dia.

Untuk memperkuat informasi, studi ini telah dipresentasikan di American Heart Association's International Stroke Conference 2017. (ase)

Ilustrasi membersihkan wajah.

Rekomendasi Perawatan Wajah untuk Usia 40-an: Tetap Awet Muda dan Sehat

Memasuki usia 40-an, perubahan pada kulit menjadi lebih nyata dibandingkan dekade sebelumnya. Dari produksi kolagen mulai berkurang hingga elastisitas kulit menurun.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2025