Usia Tepat Menikah Lewat Aturan Matematis

Ilustrasi pernikahan.
Sumber :
  • Pixabay/unsplash

VIVA.co.id – Jika Anda sudah memasuki usia 20-an dan memikirkan untuk membangun rumah tangga yang bahagia, pertimbangkanlah "Aturan 37%".

Menurut jurnalis Brian Christian dan ilmuwan kognitif Tom Griffiths, rekan penulis buku Algorithms to Live By: The Computer Science of Human Decisions, aturan tersebut bisa membantu Anda menghemat waktu dalam mencari pasangan ideal.

Dilansir The Independent, "Aturan 37%" pada dasarnya adalah ketika Anda harus mencari dari pilihan yang banyak dalam waktu sempit, apakah itu pekerjaan, rumah, atau pasangan potensial, cara terbaik untuk mengambil keputusan adalah ketika Anda mempertimbangkan 37 persen dari pilihan-pilihan itu.

Di titik tersebut saat proses memilih, Anda sudah mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuat keputusan, tanpa harus menghabiskan banyak waktu melihat pilihan lainnya. Pada titik 37 persen, Anda berada di tempat terbaik untuk memilih yang terbaik dari banyak pilihan.

Jadi, jika Anda sedang mencari cinta di antara usia 18-40 tahun, usia optimal untuk secara serius mulai mempertimbangkan calon suami atau istri Anda adalah tepat setelah ulang tahun ke-26 Anda, yakni 37 persen dalam 22 tahun masa hidup.

Sebelum itu, Anda mungkin akan melewatkan pasangan dengan kualitas terbaik yang mungkin datang dan pergi, tapi setelah itu, pilihan yang bagus mulai tidak lagi ada, sehingga menurunkan peluang Anda mendapatkan pasangan terbaik.

Dalam matematika, mencari pasangan potensial disebut dengan 'menghentikan masalah optimal'. Lebih dari 1.000 kemungkinan, jelas Christian dan Griffith, Anda harus membidik seseorang dengan 36,81 persen peluang. Semakin besar pilihannya, semakin dekat target 37 persen yang bisa Anda dapat.

Penelitian mengenai pernikahan yang berhasil juga nampaknya mendukung usia 26 tahun.

Quick Count Unggul, Lucky Hakim: Tidak Menggunakan Money Politics

Pada Juli 2015, Sosiolog dari University of Utah, Nicholas H. Wolfinger, menemukan bahwa usia terbaik untuk menikah untuk menghindari adanya perceraian adalah antara usia 28-32 tahun. Namun rentang usia itu tidak sesuai, 28 tahun sama dengan mendekati "Aturan 45%", tapi pasangan biasanya akan mempertimbangkan satu sama lain sebelum menikah.

Analisis Wolfinger juga mengungkapkan bahwa peluang pasangan untuk berpisah meningkat hingga 5 persen setiap tahun setelah usia 32 tahun.

Hasil Hitung Cepat, Cabup Agus Gondrong Ungguli Petahana di Pilkada Temanggung

Meski demikian, "Aturan 37%" masih belum sempurna karena aturan ini mengambil teori logika dingin dari matematika. Aturan ini mengasumsikan bahwa orang akan memiliki pemahaman masuk akal tentang apa yang mereka inginkan pada pasangan mereka saat berusia 26 tahun. Tapi, aturan ini tidak mempertimbangkan fakta apa yang kita cari dari pasangan kemungkinan akan berubah secara dramatis antara usia 18-40 tahun.

Apa yang "Aturan 37%" sampaikan pada kita adalah usia 26 adalah usia di mana keputusan kita dalam memilih pasangan adalah yang paling terpercaya. Inilah titik di mana kita bisa berhenti mencari dan mulai mengambil langkah besar dalam keyakinan. (ms)

Quick Count LSI Denny JA di Pilgub Sumut: Bobby Nasution Unggul 62.2%, Edy Rahmayadi Cuma 38.8%
Anak kembar dinikahkan.

Anak Kembar Berumur Tiga Tahun Dinikahkan, Alasannya?

Tidak masuk akal alasan orang tuanya .

img_title
VIVA.co.id
5 Desember 2016