Cegah Kanker Paru, Kenali Dulu Kelompok yang Berisiko
- Pixabay/skeeze
VIVA.co.id – Kanker paru menjadi kanker nomor satu pada pria. Jika sudah terkena harapan selamat pun sangat tipis. Apalagi kanker jenis ini merupakan salah satu yang sulit dilakukan deteksi dini karena sulit terlihat dan tidak ada gejala khasnya.
Meski begitu, menurut dr. Niken Wastu Palupi, MKM, kanker paru masih bisa dicegah. Langkah pencegahan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yakni kelompok berisiko, berisiko tinggi, dan tanpa risiko.
"Untuk kelompok berisiko yang dilakukan adalah edukasi dan pemeriksaan rutin, paling tidak foto toraks setahun sekali. Untuk yang berisiko tinggi dilakukan edukasi juga, kalau ada gejala batuk-batuk harus diperiksa apakah itu TB atau bukan. Setelah dievaluasi dan diberi obat, lihat perubahan selama satu bulan, jika perbaikan obat dilanjutkan, jika tidak harus cepat dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan," kata dr. Niken saat acara diskusi di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat 10 Februari 2017.
Sedangkan pada kelompok yang tidak berisiko tetap diberikan edukasi agar mereka mengetahui bagaimana pencegahannya dan seberapa bahaya paparan rokok itu. Karena, tidak hanya perokok aktif saja yang berisiko tinggi tapi juga perokok pasif yang sering terpapar asap rokok.
Ditambahkan oleh Dr. dr. Elisna Syahruddin, SpP(K), PhD, mereka yang dekat dengan faktor-faktor risiko kanker paru seperti berusia di atas 40 tahun, merokok atau terpapar asap rokok dalam waktu lama dan terus-menerus, harus melakukan deteksi dini dengan menjalani pemeriksaan.
"Kanker paru tidak khas gejalanya. Hampir semua dokter paru mengatakan hanya tiga gejala yang bisa terjadi yaitu batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Kalau batuk sudah lebih dari dua minggu jangan dibiarkan. Apakah itu batuk karena alergi atau TB, biar dokter yang memutuskannya," ujar dr. Elisna. (ren)