Waspada, Gula Bisa Merusak Kesuburan
- Pixabay
VIVA.co.id – Konsumsi gula berlebih, bukan merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Namun, karena rasanya yang manis, sulit bagi kebanyakan orang untuk menjauhi manisnya gula.
Konsumsi gula berlebih akan menyumbang asupan kalori yang seharusnya didapat dari makanan lain yang mengandung banyak zat gizi, sehingga tanpa disadari kalori yang diasup melebihi dari batas kalori per hari dan membuat bobot bertambah.
Tetapi, tak hanya itu bahaya gula, untuk pasangan suami istri yang tengah merencanakan program kehamilan, gula akan sangat berbahaya dan bisa merusak kesuburan.
Menurut Ahli Kebidanan dan Kesuburan, Zita West meyakinkan bahwa gula adalah pengganggu hormon utama dan dapat memengaruhi kemungkinan seorang pasangan untuk hamil.
Zita juga mengatakan, untuk membuat telur matang baik secara alami maupun lewat program bayi tabung, atau In Vitro Fertilization (IVF), ada interaksi rumit dan kompleks dari hormon reproduksi.
Sayangnya, bagi mereka yang menyukai gula, ini akan semakin jadi pengganggu hormon utama dan memengaruhi keseimbangan gula darah, memiliki dampak negatif pada proses kehamilan.
Beberapa studi seperti dilansir Daily Mail pun menunjukkan bahwa asupan rendah karbohidrat memiliki tingkak keberhasilan program bayi tabung lebih baik. Hal ini diketahui bahwa telur dan embrio tidak berkembang dalam lingkungan glukosa yang tinggi.
Dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Society of Reproductive Medicine tahun lalu, pasien IVF yang beralih menjalani diet rendah karbohidrat, diet tinggi protein, dan kemudian menjalani siklus lain, peningkatan laju pembentukan blastokista--embrio berusia empat sampai sembilan hari meningkat dari 19 persen menjadi 45 persen dan angka kehamilan klinis mereka dari 17 persen menjadi 83 persen.
Bahkan, pasien non-IVF dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) telah meningkatkan angka kehamilan, setelah melakukan perubahan gaya hidup ini, menurut penulis studi Dr Russell mencatat.
Dr Sharon Phelan, dari University of New Mexico di Albuquerque, mengatakan, "Meskipun glukosa darah tidak cukup tinggi untuk berada di kisaran diabetes, itu sudah cukup untuk menjadi racun bagi blastokista yang akan berkembang."
Lalu, bagaimana gula memengaruhi kesuburan?
'Gula darah' istilah berkaitan dengan jumlah glukosa dalam aliran darah Anda pada satu waktu - yang pada gilirannya memengaruhi tingkat energi Anda.
Diet yang tidak sehat (salah satu yang tinggi karbohidrat olahan- tinggi gula - dan lemak jenuh) menyebabkan ketidakseimbangan gula darah (yang bermanifestasi sebagai puncak dan palung energi sepanjang hari), yang pada gilirannya memiliki dampak negatif pada kesehatan dan sistem reproduksi.
Pertama, gula darah rendah (akan membuat Anda merasa lesu) merangsang pelepasan hormon tubuh stres (adrenalin dan kortisol).
Hormon stres ini mengubah cara, di mana tubuh Anda merespons progesteron yang sangat penting untuk fungsi dari siklus menstruasi.
Untuk itu, menjaga gula darah di bawah kontrol sangat penting untuk mengoptimalkan peluang kehamilan, baik melalui IVF atau secara alami.
Kedua, gula darah tinggi juga bisa membahayakan kesuburan. Ketika hal ini sering terjadi dan berkelanjutan, menyebabkan tubuh melepaskan hormon insulin, yang bertujuan untuk mendapatkan kadar gula di bawah kontrol.
Masalahnya adalah bahwa jika kita memiliki terlalu banyak insulin dalam sistem tubuh, reseptor insulin dalam tubuh (beberapa di antaranya berada di indung telur) akan sangat mudah terpengaruh, menciptakan suatu kondisi yang disebut resistensi insulin.
Ini merupakan faktor risiko utama untuk pembentukan PCOS--terganggunya fungsi ovarium pada wanita yang berada di usia subur. Dan, lebih bahanyanya lagi, insulin ini kemungkinan bisa langsung menyebabkan kerusakan sel telur wanita.
"Jadi, menjaga gula darah di bawah kontrol sangat penting untuk mengoptimalkan peluang kehamilan, baik melalui IVF, atau secara alami." (asp)