Cara Antraks Masuk ke Tubuh Manusia
- Pixabay/joon2079
VIVA.co.id – Pekan lalu masyarakat dihebohkan dengan pesan broadcast yang menyebutkan wabah antraks yang memakan korban jiwa di Kulonprogo. Meski tidak diketahui mengenai kebenaran pesan tersebut, namun kekhawatiran mengenai penyebaran penyakit ini tetap tidak bisa dihindari.
Menurut laman World Health Organization (WHO), antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Bacillus anthracis. Penyakit ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih muncul secara natural baik pada hewan maupun manusia di seluruh dunia, termasuk Asia, dan negara lainnya.
Bakteri antraks dapat bertahan hidup di lingkungan dengan membentuk spora. Dalam bentuk paling umum, alamiahnya, antraks dapat membuat luka hitam di kulit dan dari sinilah nama penyakit ini terbentuk. Karena dalam bahasa Yunani, antraks berarti batu bara.
Manusia bisa terinfeksi antraks ketika sporanya masuk ke dalam tubuh. Ketika ini terjadi, spora akan teraktivasi dan menjadi bakteri antraks. Kemudian bakteri ini bisa jadi berlipat ganda, menyebar di dalam tubuh, menhasilkan racun, dan menyebabkan sakit yang parah. Hal ini terjadi jika seseorang menghirup spora, makan atau minum yang telah terkontaminasi oleh spora, atau spora tersebut masuk melalui luka atau goresan di kulit.
Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention, Anda tidak bisa tertular antraks dari orang lain seperti halnya Anda tertular flu. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, transmisi dari manusia ke manusia dilaporkan bisa terjadi pada antraks yang terjadi di kulit di mana kulit yang mengelupas mungkin mengandung antraks.
Tapi, jika Anda sering bersinggungan dengan hewan atau produk hewani, terutama yang sudah terinfeksi, Anda akan berisiko tinggi terinfeksi. Pekerja yang bekerja di lingkungan dengan udara yang penuh aerosol seperti pabrik yang mengolah bahan-bahan dari hewan yang terkontaminasi antraks juga memiliki risiko tinggi terinfeksi. Sementara antraks kulit bisa terjadi jika kulit yang terluka saat menangani produk-produk hewani yang terkontaminasi masuk melalui luka di kulit tersebut.
Selain itu, mereka yang suka makan daging mentah atau tidak terlalu matang dari hewan yang terinfeksi bisa terinfeksi antraks gastrointestinal. Hal ini biasanya terjadi di negara-negara di mana ternak tidak secara rutin mendapatkan vaksinasi dan makanan hewani tidak menjalani proses inspeksi sebelum penyembelihan.