Menkes: Mitos Rusak Program Pemenuhan Gizi Ibu dan Bayi

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Jumlah stunting atau pertumbuhan badan yang tidak sesuai dengan usia masih terbilang tinggi di Indonesia. Meski menurut Pantauan Status Gizi 2016 terdapat penurunan 37 persen. Hal ini terkait dengan pemenuhan gizi yang dibutuhkan anak-anak.

Rayakan Hari Gizi Nasional, Ini 7 Tips Menerapkan Gizi Seimbang untuk Gaya Hidup Sehat

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, ada dua hal terkait dengan status perempuan dalam keluarga dalam hal pemberian makanan pada anak.

"Ada pola asuh dan salah asuh. Seringkali perempuan bukan yang menengah atas, tidak memiliki pengetahuan dan cara yang salah dalam memberikan makan pada anak. Terutama pada perempuan di pedesaan," ujar Nila saat acara peringatan Hari Gizi Nasional di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017.

Miris, Dioperasi Caesar saat Sekarat, Ibu-Bayi Meninggal di RSUD Ruteng

Khususnya 1000 hari pertama kehidupan anak yang menjadi masa penting bagi anak agar bisa tumbuh dengan baik, penyakit berkurang, dan berperilaku sehat.

Tak hanya itu, banyak mitos yang masih dilakukan di berbagai daerah di Indonesia juga menjadi penghalang pemenuhan gizi bagi bayi serta ibu. Misalnya di Batang dan Pekalongan, tepatnya di desa nelayan ada mitos bahwa ibu melahirkan tidak boleh makan ikan. Mereka juga harus berpuasa selama 40 hari.

Dokter Sarankan Konsumsi Seafood Karena Tinggi Protein, Manfaatnya Bagus Banget Buat Tubuh!

Ada pula kepercayaan di wilayah Atambua, Nusa Tenggara Timur, ibu harus dipanggang. Mereka diminta untuk tidak makan selama 40 hari. Hal ini menyebabkan ibu tidak bisa memberi ASI, karenanya angka tidak memberikan ASI di sana mencapai 70 persen.

Kepercayaan ini pula yang menyebabkan banyak wanita terutama ibu yang mengalami anemia. Anemia merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia.

"Kematian ibu tinggi ada karena faktor internal seperti anemia dan kurang gizi yang menyebabkan eklampsi. Ada juga faktor eksternal seperti transportasi, ketersediaan air bersih, dan sebagainya," kata Nila.

Untuk mengatasi kekurangan gizi ini pemerintah melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit yang tinggi kalori dan protein. PMT ini tidak hanya untuk anak balita tapi juga untuk ibu hamil dan anak-anak sekolah.

dr. Zaidul Akbar.

Mau Anak Jadi Cerdas? dr Zaidul Akbar Anjurkan Orang Tua Sering Berikan Ini

Zaidul Akbar dokter sekaligus pendakwah ini mengungkapkan bahwa kecerdasan anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik namun juga dapat diupayakan melalui pola makan

img_title
VIVA.co.id
29 Juni 2024