Studi: Remaja Pria Jarang Perhatikan Kesehatan Reproduksi

Ilustrasi remaja.
Sumber :
  • Pixabay/ PublicDomainArchive

VIVA.co.id – Sebuah studi menemukan bahwa pria usia 15 hingga 24 tahun, jarang melakukan pemeriksaan kesehatan terkait organ reproduksinya. Banyak dari remaja pria merasa malu, bahkan takut untuk memeriksakan dirinya ke klinik kesehatan.

Cowok Ngeluh Pakai Kondom Gak Nikmat saat Berhubungan Intim, Ternyata Salahnya di Sini

Para peneliti dari Johns Hopkins University School of Medicine menemukan alasan para remaja pria jarang memeriksakan kesehatan reproduksinya. Hal tersebut dipicu oleh rasa khawatir dan malu saat menjalani tes pemeriksaan serta isu-isu pribadi lainnya yang membuatnya semakin tidak nyaman.

Selain itu, para peneliti berpendapat bahwa cara mencegah penyakit menular seksual (pms) yakni dengan penggunaan kondom, para remaja pria merasa tidak memiliki perilaku berisiko.

Terpopuler: Buya Yahya Soal Istri Marah Suami Sering Bantu Keluarga, Ciri Dokter Gadungan

"Banyak yang mengatakan bahwa tidak adanya tanda gejala fisik dari pms, maka tidak ada alasan para remaja pria untuk melakukan tes kesehatan," tulis peneliti, dikutip dari Medical Daily.

Padahal, pencegahan itu sangat penting. Sebab, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa pms seperti sifilis, klamidia, dan gonore, telah menyebar sangat luas. Para pria, termasuk remaja muda, menjadi kelompok yang mengalami peningkatan terhadap infeksi menular seksual itu.

Bantah Tudingan Venny Alberti Tularkan Penyakit Kelamin, Akash Elahi: Saya Siap Tes HIV Lagi

Hasil dari studi tersebut juga memaparkan, remaja pria memilih bercerita dengan keluarga atau teman dekat, mengenai kesehatan reproduksinya ini. Sebab, para remaja merasa butuh kepercayaan diri yang cukup dalam menanyakan hal berkaitan dengan kesehatan reproduksi, khususnya infeksi menular seksual. Hal ini dipengaruhi, sedikitnya informasi mengenai kesehatan reproduksi pria dibandingkan wanita.

"Beberapa partisipan merasa tidak nyaman untuk mendiskusikan kesehatannya dengan tenaga kesehatan, khususnya terkait kesehatan seksualnya," tulis studi itu.

Studi lain juga menemukan bahwa kaum pria tidak banyak mengetahui mengenai kesuburan dirinya sendiri. Survei pada kaum pria di Kanada, menemukan secara umum, mereka tidak memahami faktor-faktor yang mengurangi produksi dan kualitas spermanya.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Angka Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tinggi, Kapan Seseorang Perlu Tes HIV?

Tingginya kasus tersebut juga disoroti oleh spesialis penyakit dalam, yang juga pendiri dan pembina Yayasan Pelita Ilmu, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM.

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2024