Bermain Musik Mampu Tingkatkan Respons dan Daya Tanggap
- Pixabay
VIVA.co.id – Siapa yang tidak suka musik? Mendengarkan musik bisa bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Jenis musik tertentu juga dipercaya mampu merelaksasi pikiran, bahkan jenis musik yang menghentak juga bisa digunakan sebagai irama yang menemani saat-saat berolahraga.
Begitu banyak manfaat musik bagi kesehatan tubuh. Baru-baru ini sebuah penelitian menyebutkan bahwa mendengarkan musik ternyata juga bagus bagi kesehatan otak.
Diketahui, bermain musik juga mampu mempertajam otak dengan cara mengubah struktur dan fungsi otak menjadi lebih baik, sehingga meningkatkan memori jangka panjang dan menyebabkan perkembangan otak. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses ini lebih efektif jika dilakukan di usia dini.
Studi dari University of Montreal yang dipublikasi di jurnal Brain and Cognition pada Februari 2017 mendatang ini juga menyebutkan bahwa seorang musisi cenderung memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi, sehingga mereka mampu menunjukkan reaksi yang lebih cepat dan signifikan daripada mereka yang bukan musisi.
Temuan ini menunjukkan bahwa belajar bermain alat musik mampu menjaga otak tetap tajam meskipun bertambah usia. Selain itu, bermain musik juga mampu mencegah penurunan kognitif di usia senja.
"Saat tua, kita bereaksi lebih lambat. Jadi, jika kita tahu bahwa memainkan alat musik meningkatkan respons, maka mungkin memainkan alat musik akan membantu bagi mereka (lansia)," kata Simon Landry, kepala penelitian tersebut
Dilansir dari Huffington Post, dalam penelitian tersebut, peneliti membandingkan reaksi dari 19 mahasiswa yang bukan musisi dan 16 mahasiswa dari kelas musik yang sudah memainkan alat musik setidaknya tujuh tahun. Semua peserta musisi tersebut terdiri dari pemain biola, perkusionis, pemain biola dan pemain harpa.
Setiap peserta duduk di ruangan yang tenang dan diminta untuk menjaga satu tangan di mouse komputer dan lainnya pada kotak kecil yang kadang-kadang bergetar diam-diam. Para peserta diminta untuk mengklik mouse ketika kotak bergetar, ketika mereka mendengar suara dari speaker di depan mereka atau ketika kedua hal terjadi sekaligus. Rangsangan dilakukan setiap 180 kali.
Hasilnya menunjukkan bahwa musisi memiliki waktu reaksi yang secara signifikan lebih cepat untuk pendengaran. Landry mengatakan ini mungkin karena bermain musik melibatkan beberapa indera. Dengan sentuhan misalnya, seorang pemain biola menggerakkan senar di jarinya, tapi ia juga perlu mendengarkan suara yang tepat untuk memproduksi bunyi-bunyian ketika dia menekan senar.
Sebelumnya, Landry juga menyelidiki bagaimana otak musisi memproses ilusi sensorik. Bersama dengan temuan sebelumnya, hasil menunjukkan bahwa musisi yang lebih baik mengintegrasikan masukan dari berbagai indera.
"Memainkan alat musik memiliki efek pada kemampuan di luar musik," ujar Landry menyimpulkan.
Ia menambahkan bahwa selanjutnya ia akan lebih sering memahami manfaat dari pelatihan musik.