Trampoline, Olahraga Menyenangkan Perkuat Otot dan Jantung

Trampoline
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA.co.id – Trampoline bukan sekadar wahana bermain. Nyatanya, bergerak di atas trampoline dapat menimbulkan manfaat banyak untuk kebugaran tubuh.

Rutin Konsumsi Teh Hijau Bisa Turunkan Risiko Diabetes

Tidak melulu permainan, karena faktanya bergerak di atas trampoline memberikan kerja yang cukup banyak untuk organ di tubuh seperti otot dan jantung. Terlebih jika aktivitas itu dilakukan secara rutin, mencegah berbagai penyakit tidak menular (PTM) yang saat ini angkanya tinggi di Indonesia.

"Kita nggak hanya main di trampoline, tapi lakukan gerakan yang sesuai arahan, maka menjadi gerakan olahraga aman dan fun. Pilihan baik untuk tingkatkan aktivitas fisik yang mulai menurun yang memicu PTM," ujar spesialis olahraga, dr. Grace Tumbelaka SpKO, di Jumped Trampoline Fit Club, Serpong, Jumat 13 Januari 2017.

Kurang Asupan Vitamin Ini Tingkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Menurut data riskesdas, tutur Grace, PTM menjadi momok di kelompok usia lebih dari 18 tahun. Di mana permasalahan nyeri sendi, stroke, jantung, dan kanker, makin banyak. Grace meyakini, gerakan rutin yang dilakukan di Trampoline, mampu menurunkan angka permasalahan tersebut.

"Semua olahraga asal terukur, terarah, dan teratur, akan memberikan manfaat lebih baik. Trampoline yang dilakukan 30 menit saja, bisa membuat jantung dan otot bekerja keras," ujar Grace.

Ada Tanda Ini di Mata, Awas Risiko Kematian Dini Mengintai

Permasalahan terbesar bagi masyarakat di era modern ini, sulit melakukan olahraga. Rasa malas serta fasilitas yang tidak memadai, membuat berolahraga menjadi hal yang membawa beban.

"Makanya dengan trampoline, lompat-lompat sesuai arahan, tidak terasa karena seperti bermain. Padahal jantung dan otot bekerja keras, dan terbukti memperbaiki penyakit paru pada anak serta meningkatkan keseimbangan pada orang dewasa," kata dia.

Lemak dalam darah

Kadar Lemak Dalam Darah Dapat Memprediksi Risiko Diabetes Tipe 2

Tingkat 184 molekul lemak dalam darah dapat membantu memprediksi mereka yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2022