Sering Flu Bisa Disebabkan Faktor Genetik
- pixabay/publicdomainpictures
VIVA.co.id – Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kemungkinan seseorang terkena flu bisa tergantung pada riwayat keluarga. Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah peneliti di KIng's College London yang menemukan kalau hampir tiga perempat sifat kekebalan tubuh kita dipengaruhi oleh gen yang diturunkan dari orangtua dan nenek moyang.
Dikutip laman Daily Mail, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communication ini lebih lanjut mengatakan bahwa kesehatan kita sebagian besar ditentukan oleh DNA kita.
Peneliti di King's yang didukung oleh NIHR Biomedical Research Centre di Guy's dan St. Thomas Foundation Trust and King's College London, menganalisis 23.000 sifat kekebalan tubuh pada 497 wanita kembar dewasa dari kelompok TwinsUK.
Mereka menemukan bahwa sifat kekebalan tubuh adaptif, respons yang lebih kompleks yang terbangun setelah terpapar satu patogen spesifik, seperti cacar, sebagian besar dipengaruhi oleh genetik.
Para peneliti juga menggarisbawahi pentingnya pengaruh lingkungan seperti pola makan dalam membentuk kekebalan tubuh, respons inti kekebalan tubuh sederhana yang ditemukan di semua hewan, pada kehidupan orang dewasa.
Penemuan ini bisa membantu memperbaiki pemahaman akan sistem kekebalan tubuh dan interaksi dari faktor lingkungan. Selain itu, juga dapat menjadi basis penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan untuk berbagai penyakit, termasuk rheumatoid arthritis dan psoriasis.
"Analisis genetik yang kami lakukan menghasilkan penemuan yang tidak biasa, di mana respons kekebalan tubuh adaptif, yang lebih kompleks di alam, menjadi lebih dipengaruhi oleh berbagai variasi genom dari apa yang kita pikirkan sebelumnya," kata Dr Massimo Mangino, peneliti utama dari King's College London.
Dr Mangino menambahkan, sebaliknya, variasi respons asli, respon kekebalan tubuh sederhana non spesifik, lebih sering ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan. Penemuan ini dapat memberikan dampak signifikan dalam pengobatan sejumlah penyakit autoimun (menyerang kekebalan tubuh).
Sementara itu, Profesor Tim Spector, Direktur TwinsUK Registry di King's College London menambahkan, penemuan ini secara mengejutkan menunjukkan bagaimana respon sebagian besar kekebalan tubuh dipengaruhi genetik, sangat personal dan terbentuk dengan sangat baik.
"Artinya kita cenderung merespons dengan cara yang sangat individual terhadap infeksi seperti virus, atau alergen seperti tungau debu yang menyebabkan asma. Ini bisa memberikan implikasi besar terhadap terapi personal di masa datang," kata Profesor Spector.