Peneliti Temukan Cara Paling Efektif untuk Berhenti Merokok
- pixabay/tel15202
VIVA.co.id – Ada banyak cara untuk berhenti merokok mulai dari kemauan yang tinggi, pengganti nikotin, aplikasi smartphone, hingga mengunyah permen karet. Ada yang berhasil, ada pula yang tidak. Hal itu membuat banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya cara mana yang lebih efektif untuk membantu seseorang berhenti dari ketergantungannya terhadap rokok?
Robert West, seorang Profesor Psikologi Kesehatan di University College London, telah menghabiskan 30 tahun meneliti bagaimana membantu perokok berhenti.
Dia mengatakan bahwa terapi pengganti nikotin adalah yang paling efektif untuk menghentikan kecanduan karena selain mengalihkan keinginan merokok, benda pengganti ini sedikit mengubah suasana hati.
Robert juga mengungkapkan bahwa lebih dari 100 studi telah dilakukan sebelumnya untuk meneliti benda-benda apa saja yang mampu dijadikan pengganti nikotin, salah satunya termasuk permen karet dan obat-obatan. Â
"Permen karet dan lozenges (permen obat untuk tenggorokan) sebagai pengganti nikotin memiliki efektivitas yang lebih tinggi dan aman dibanding cara lainnya. Selain itu kemauan yang kuat juga sangat diperlukan," ujarnya seperti dilansir dari laman The Sun.
Selain permen karet dan permen obat batuk, beberapa jenis obat juga efektif menghentikan kecanduan rokok.
"Pil merek Zyban efektif menghilangkan kecanduan nikotin, tetapi penelitian menunjukkan merek Champix lebih efektif hingga 50 persen membuat perokok berhenti total," katanya.
Namun, mengurangi kecanduan rokok dengan obat-obatan sangat tidak dianjurkan, minimal si perokok harus melalui resep dokter. Karena, sejak tahun 2009 FDA mengumumkan kedua merek obat tersebut sebagai obat keras yang mampu memberikan efek samping pada kerusakan otak.
Selain obat-obatan, yang paling populer saat ini sebagai pengganti nikotin adalah rokok elektrik.
"Metode yang paling populer saat ini adalah rokok elekrik dan bukti kuat bahwa hal ini telah membantu banyak orang berhenti, atau sekitar 20.000 orang tahun lalu di Inggris.
Penelitian juga menunjukkan berhenti secara tiba-tiba memiliki 50 persen tingkat kesuksesan lebih tinggi daripada mencoba untuk secara berhenti merokok secara bertahap.