Pengaruh Menonton Komedi pada Otak dan Tubuh
- Pixabay
VIVA.co.id – Menonton komedi dan menyimak humor memang dipercaya dapat menambah semangat. Di saat sulit, mendengar komedi mampu membuat dunia terasa lebih mudah.
Menurut studi yang dilakukan oleh Scott Weems, Ph.D., ahli saraf kognitif dan penulis Ha !: The Science of When We Laugh dan Why, dan Caleb Warren, asisten profesor pemasaran di University of Arizona serta asisten profesor di Humor Research Lab, menyebutkan bahwa ada alasan ilmiah mengapa komedi mampu memengaruhi tubuh dan pikiran seseorang.
Berikut selengkapnya seperti dilansir dari laman Livestrong.
1. Komedi baik untuk tubuh
Dr. Weems menggambarkan pengalaman emosional komedi sebagai kebalikan dari kecemasan dan kesusahan. Hal ini karena tertawa mampu meningkatkan pelepasan beta endorfin ( bahan kimia yang meredakan depresi) dan hormon pertumbuhan manusia (alias HGH, yang membantu kekebalan), seperti yang ditemukan dalam studi California 10 tahun).
Dia menambahkan bahwa para ilmuwan juga menunjukkan bahwa tertawa mampu meningkatkan fleksibilitas pembuluh darah, yang memungkinkan aliran darah lebih efisien . Hal ini juga meningkatkan toleransi untuk sakit, bahkan mengurangi waktu dan pengobatan yang dibutuhkan untuk pemulihan dari operasi.
2. Komedi baik untuk kesehatan mental
Selain membantu untuk mengurangi stres, komedi dapat membuat seorang merasa lebih santai. Mendapatkan humor saat peristiwa tidak mengenakkan membantu seorang menghadapi peristiwa dengan cara yang sehat. Yang harus diingat bahwa humor yang diberikan ialah humor ringan dan menghibur, bukan komedi yang sifatnya mencela dan merendahkan. Komedi yang sifatnya mencela hanya menimbulkan perasaan negatif.
3. Seorang humoris sebenarnya seorang yang tertekan
Beberapa ilmuwan telah melihat hubungan antara pola pikir dari komedian dan mereka yang menderita penyakit mental. Secara khusus, satu studi Oxford University menyimpulkan beberapa atribut yang dibutuhkan untuk memproduksi humor sebanding dengan atribut yang ditemukan pada mereka yang menderita skizofrenia dan gangguan bipolar.
4. Suatu hal yang lucu adalah ketika yang salah menjadi benar
Warren mengatakan bahwa ketika penonton melihat humor, mereka sering mengalami emosi positif (hiburan) bersama dengan emosi negatif (jijik), seperti ketika Anda mendengar lelucon kentut atau pun hal buruk lainnya. Sementara Dr. Peter McGraw dalam teori Benign Violation Theory, mengatakan humor hanya terjadi ketika sesuatu yang tampaknya salah, mengganggu atau mengancam, tetapi secara bersamaan bisa diterima atau aman.