Sariawan Tak Kunjung Sembuh, Waspada HIV

Ilustrasi bau mulut
Sumber :
  • pixabay/Adinavoicu

VIVA.co.id – Sariawan atau istilah medisnya stomatitis merupakan penyakit yang hampir setiap orang pernah mengalaminya. Meskipun sariawan hanya berupa benjolan atau luka kecil yang muncul di sekitar rongga mulut, tapi kondisi ini kerap membuat pengidapnya tidak enak makan dan sakit ketika bicara.

1.000 Napi HIV Diusulkan Dapat Amnesti dari Presiden Prabowo

Banyak hal yang bisa menyebabkan timbulnya sariawan. dr Adnan Yusuf dari MeetDoctor menjelaskan, sariawan bisa muncul, salah satunya karena penggunaan pasta gigi.

"Luka akibat bibir tergigit saat berbicara atau saat mengunyah, dan kurangnya nutrisi seperti kekurangan vitamin C, juga bisa sebabkan sariawan," katanya pada VIVA.co.id.

Kenali Penyakit Sifilis, IDI Botawa Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Meski begitu, ia menegaskan, sariawan bukanlah penyakit menular. Tapi tetap, penyakit ini bisa sangat mengganggu jika tidak segera diobati. Bahkan, Anda pun perlu waspada jika sariawan sering sekali dialami. Karena bisa jadi, sariawan yang timbul adalah gejala penyakit serius.

"Anda perlu waspada akan kemungkinan penyakit lain seperti gejala hiv jika sariawan membesar dan tak kunjung hilang dan berulang."

Angka Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tinggi, Kapan Seseorang Perlu Tes HIV?

Gejalanya bisa berulang, tidak sembuh dan makin membesar, hal tersebut disebabkan karena kekebalan tubuh yang lemah sehingga tidak dapat menangkal kuman-kuman yang masuk serta memudahkan jamur untuk berkembang di dalam rongga mulut.

Adnan pun menjelaskan, umumnya, sariawan memang akan sembuh sendiri dalam waktu 10-14 hari. Namun ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat kesembuhannya seperti, sikat gigi menggunakan bulu sikat yang lembut, banyak mengonsumsi makanan yang mudah dikunyah, hindari makanan yang keras, tajam, pedas, dan asam.

"Hindari juga minuman panas dan beralkohol," terang Adnan.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Kelompok Usia 20-24 Tahun, Tempati Jumlah Pengidap HIV/AIDS Terbanyak Kedua di Indonesia

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2022 mencatat, kelompok usia 20-24 tahun menempati jumlah pengidap HIV/AIDS kedua terbanyak di Indonesia hingga mencapai 16,1 persen

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024