Tumbuh Jerawat di Area Kewanitaan, Normalkah?
- Pixabay/Unsplash
VIVA.co.id – Melihat jerawat yang muncul di bagian tubuh lain selain wajah, tentu sudah tidak mengejutkan lagi bagi Anda. Tapi, bagaimana jika masalah kulit menjengkelkan itu muncul di daerah kewanitaan?
Hal itu mungkin saja terjadi dan Anda mungkin juga pernah mengalaminya. Seperti bagian tubuh lainnya, daerah kewanitaan juga bisa mengalami proses dermatologis.
Dikutip dari laman Glamour, fenomena ini sebenarnya disebut dengan jerawat vulva, meskipun jerawat di daerah kewanitaan memiliki lingkaran tertentu. Jerawat ini bisa muncul dengan sendirinya, terlepas dari tumbuhnya rambut atau luka akibat alat cukur. Dan jika Anda senang berolahraga, maka Anda bisa rentan mengalaminya.
"Saya bisa mengatakan kalau lebih sering melihat jerawat vulva ini pada mereka yang aktif berolahraga di mana sering terjadi gesekan pada vulva," kata dokter OBGYN Catherine Goodstein, MD dari Carnegie Hill OB/GYN di New York City, Amerika Serikat.
Selain itu, Goodstein menambahkan, keringat yang luar biasa banyak kemudian dikombinasikan dengan produksi sebum yang banyak serta pakaian olahraga yang ketat, dapat menimbulkan jerawat.
Anda juga perlu tahu perbedaan antara jerawat vulva, rambut tumbuh ke dalam, dan kondisi yang lebih serius lainnya. Pertama-tama, Anda jangan langsung mengambil kesimpulan sendiri begitu mendapati ada sesuatu di wilayah kewanitaan Anda, terutama jika Anda tidak aktif secara seksual atau melakukan hubungan seks.
Goodstein menjelaskan, rambut tumbuh ke dalam dapat menyebabkan folikulitis atau peradangan folikel rambut. Kondisi ini bisa muncul setelah Anda mencukur atau melakukan waxing.
Tampilannya bisa sama dengan jerawat di bagian tubuh lainnya, ada ujung yang memutih dan lainnya, tapi jangan memencetnya. "Di era sekarang ini dengan banyaknya wanita melakukan perawatan menghilangkan rambut di daerah kewanitaan, saya sering melihat adanya folikulitis," ujar Goodstein.
Dibandingkan dengan rambut tumbuh ke dalam, jerawat vulva bisa membuat lebih tidak nyaman dan menyebabkan stres jika muncul. Jerawat vulva juga mengandung lebih banyak cairan dan sebum.
Jika Anda merasa sangat tidak nyaman dengan jerawat ini dan mengalami luka yang sangat sakit di daerah kewanitaan Anda, bahkan Anda bisa melihat ada seperti komedo, Anda kemungkinan mengalami gangguan dermatologis yang jarang terjadi di vulva, yakni hidradenitis suppurativa.
"Ada kemungkinan diakibatkan predisposisi genetik yang membentuk lesi ini, dan obesitas merupakan faktor risiko kondisi ini. Ada pula keyakinan kalau komponen hormonal juga berpengaruh, karena pasien dengan gangguan ini akan menjadi lebih baik saat mengonsumsi pil KB," ujar Goodstein.
Hidradenitis juga bisa diobati dengan antibiotik atau steroid. Tapi, jika Anda tidak yakin, sebaiknya konsultasikan dengan dokter OBGYN Anda.
Untuk mengatasi rasa sakit dan menghilangkan jerawat vulva, Goodstein menyarankan agar mengompres hangat bagian yang terkena jerawat. "Kebanyakan jerawat vulva tidak muncul lagi seperti jerawat di wajah. Jadi, krim tidak akan bekerja dengan baik dan bisa terhapus oleh pakaian. Perawatan terbaik adalah dengan mengompres menggunakan handuk hangat dan tunggu sampai jerawat menghilang."
(mus)