Rumput Laut, Potensi Kekayaan Alam Kepulauan Seribu
- pixabay/Kadie
VIVA.co.id – Indonesia kaya akan perairannya. Salah satu jenis kekayaan di perairan tersebut yakni rumput laut. Oleh sebab itu, bidang teknologi hasil pengolahan perikanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memberikan bantuan agar masyarakat mampu mengolah rumput laut menjadi lebih bernilai.
"Kami berikan bahan dan pengetahuan cara mengolahnya pada masyarakat Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Bibit diberikan, lalu ditebar dan dipanen dalam waktu 45 hari. Setelahnya, rumput laut ini harus dibersihkan dengan cara tepat agar lebih bernilai," ujar peneliti di bidang tersebut, Hilda, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Setelah dipanen, lanjut Hilda, rumput laut dicuci dengan air laut dan kemudian dengan air tawar. Lalu, direndam di air tawar selama tiga hari, agar lebih bersih dan rasanya lebih netral. Dijemur selama tiga hingga lima hari untuk dikeringkan, dan kemudian diperjualbelikan.
"Tanpa pengawet, bisa awet dalam waktu satu tahun. Per kilonya dijual seharga Rp25-30 ribu. Rumput laut kering ini bisa diolah menjadi selai dan dodol, tahan selama 3-6 bulan tanpa pengawet. Atau cukup menjadi topping di sop buah," lanjut Hilda.
Jenis rumput laut yang dibudidayakan yaitu eucheuma cottonii, di mana memiliki keunggulan dari segi kadar gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Jenis tersebut telah diteliti memiliki serat yang lebih unggul dibandingkan produk laut lainnya serta buah dan sayur.
"Seratnya baik untuk mengobati konstipasi agar melancarkan pembuangan kotoran tubuh. Dia juga memiliki kandungan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas di tubuh yang memicu penyakit berbahaya lainnya," kata dia.