Kurang Gizi di Seribu Hari Kehamilan Picu Rendahnya IQ Anak
- Pixabay
VIVA.co.id – Gizi berkaitan erat dengan IQ dan tumbuh kembang anak. Karena itu seharusnya kebutuhan gizi dipenuhi oleh setiap anak-anak Indonesia.
Intelegent Quotient atau IQ, menjadi barometer tingkat kecerdasan seseorang. Pencapaian IQ yang baik, dimulai dari gizi yang diberikan secara tercukupi pada anak sejak dalam kandungan.
"Seribu hari pertama dimulai pada saat 270 hari sejak kehamilan di mana Ibu-ibu yang hamil sebaiknya bergerak ke nutrisi baik saat remaja. Kemudian 365 hari pertama dan 365 hari kedua," ujar Direktorat Masyarakat Kemenkes, R. Giri Wurjandaru, di acara 'Apa Yang Harus Dilakukan Selanjutnya Untuk Mengurangi Beban Ganda Gizi di Indonesia?', di Kuningan, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.
Dikatakannya, saat tubuh kekurangan gizi di seribu hari pertama, maka dampak malnutrisi itu bisa menetap. Akhirnya, kekurangan gizi apapun akan menjadi beban ganda jika penanganan 1.000 hari pertama tidak dilakukan. Salah satu dampak tersebut cukup signifikan pada IQ anak.
"Akibatnya, sebesar 25 persen anak hanya mencapai jumlah IQ 50-70 dan 40 persen anak hanya mencapai jumlah IQ 71-90. Anak itu berarti hanya bisa bertahan untuk membuat otaknya bekerja sampai kelas tiga SMP," tuturnya.
Berbahayanya lagi, kata Giri, kekurangan nutrisi di 1.000 hari pertama akan membuat tubuh mencoba kompensasi agar mampu tumbuh. Sehingga, tidak hanya IQ, dampaknya juga terlihat dari perawakan anak yang pendek.
"Tubuh akan kompensasi terhadap kekurangan nutrisi sehingga tubuh menjadi tidak tinggi. Akibatnya menjadi stunting, dan itu nanti dewasanya menjadi gemuk karena dia banyak makan, tapi badannya tidak meninggi," kata dia.
(ase)