Masa Remaja Bukan Sekadar Periode Pubertas
- Pixabay
VIVA.co.id – Ketika anak-anak mulai tumbuh dan beranjak menjadi dewasa, mereka pasti akan mengalami periode peralihan – yang disebut dengan masa remaja. Banyak pula yang menyebut masa remaja sebagai masa transisi di mana banyak terjadi perubahan baik fisik maupun psikologis.
Psikolog Elizabeth Santosa mengungkapkan, di masa pubertas remaja akan mengalami pertama kalinya menstruasi atau mimpi basah. Di sinilah mereka juga mengalami perubahan tidak hanya secara fisik tapi juga hormonal.
"Masa remaja bukan sekadar pubertas. Ada banyak yang terjadi pada diri mereka. Pada masa transisi ini ada masalah yang sangat besar yang mereka hadapi," ujar psikolog yang akrab disapa Lizzie itu.
Perubahan hormonal ini juga berpengaruh pada neurologis mereka, termasuk juga kulit. Itulah kenapa pada remaja ketika disentuh kulitnya mereka sangat sensitif, bila kotor sedikit bisa timbul jerawat.
Selain itu, para remaja juga mengalami perubahan fisik seperti tumbuh payudara pada remaja perempuan dan melalui masa menstruasi yang sakit. Hal ini juga secara tidak langsung mempengaruhi perilaku mereka.
"Semua perubahan ini membuat otak mereka jadi kacau balau, makanya periode ini juga disebut dengan storm periode karena apa yang mereka alami seperti badai," ujar Lizzie.
Remaja merasa begitu banyak hal yang terjadi dalam hidup mereka sehingga suasana hati mereka pun mudah naik dan turun. Dan, semua itu terjadi tanpa mereka ketahui apa sebabnya.
Kepala remaja, kata Lizzie, dipenuhi dengan pikiran yang abstrak. Meski dapat berpikir, tapi mereka tidak tahu ke mana arah pikiran mereka. Inilah yang menyebabkan remaja sangat rentan terhadap karakteristik yang belum dewasa.
(ren)