Tim Kesehatan Jiwa Dikirim untuk Korban Gempa Aceh
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
VIVA.co.id – Gempa bumi selalu menimbulkan rasa trauma pada mereka yang tinggal di daerah rawan gempa. Terutama seperti Aceh yang bahkan pernah mengalami gelombang tsunami.
Untuk itu, pasca gempa di Aceh, Kementerian Kesehatan memberangkatkan enam dokter spesialis kejiwaan ke Aceh pada 12 Desember 2016, dengan program jangka pendek dan jangka panjang.
"Keenam dokter ini akan berkoordinasi dengan Pusat Krisis, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, serta pemangku kepentingan lain untuk penanganan masalah kesehatan jiwa dengan program jangka pendek dan jangka panjang," kata Fidiansyah, direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Senin 12 Desember 2016.
Fidiansyah menjelaskan, program jangka pendek penanggulangan masalah kesehatan jiwa adalah:
1. Melakukan Psychological First Aid (PFA) melalui assesment cepat, sehingga didapat data awal status kesehatan jiwa setiap individu dan keluarga.
2. Sinergi dan harmoni dengan program kesehatan fisik dan lingkungan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sandang, papan, dan pangan berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin.
3. Mewujudkan suasana yang kondusif dan produktif untuk kegiatan sehari-hari sebagaimana kebutuhan setiap individu sebelum bencana seperti belajar bagi usia sekolah, bekerja bagi usia produktif dan lainnya.
4. Dukungan terapis sesuai temuan PFA berdasarkan kelompok usia, misalnya terapi bermain dan bercerita bagi anak-anak, konseling individual dan kelompok bagi usia dewasa.
5. Layanan kesehatan jiwa yang terintegrasi dengan layanan fisik
6. Layanan rujukan ke Rumah Sakit Umum (RSU) atau Rumah Sakit Jiwa (RSJ) terhadap gangguan jiwa berat intervensi bagi orang-orang dengan distress berat
Sementara itu, Program Jangka Panjang dilakukan sebagai pemantapan program jangka pendek, yang disertai penguatan jejaring sistem pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan menegaskan bahwa Kemenkes bersama Pemerintah setempat telah membentuk tim kesehatan jiwa Aceh guna penanganan masalah kejiwaan pasca bencana.
Tim kesehatan jiwa akan bertugas secara terpadu, dimulai 11 Desember hingga 20 Desember 2016, baik di posko induk maupun mobile di 46 titik pengungsian.
Tim yang diberangkatkan terdiri atas dokter spesialis kedokteran jiwa, psikolog klinis, GP Plus (General Practice Plus), perawat Community Mental Healthy Nursing atau CMHN, dan sarjana atau mahasiswa psikologi. Dengan posko induk di ruang bidang Pelayanan Medik Dinkes Pidie. Jaya.