Trik Orangtua Jaga Remaja dari Narkoba
- Pixabay/ PublicDomainArchive
VIVA.co.id – Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Di masa ini, sejumlah periode perubahan pemikiran juga tingkah laku terjadi.
Seringkali, di masa ini, remaja akan penasaran dengan banyak hal, dan mereka, berusaha mencari jati diri, juga menginginkan pengakuan dari lingkungannya.
Mereka juga cenderung memilih lebih banyak di luar rumah bersama kelompok teman, ataupun komunitas. Jika tak hati-hati, pergaulan yang salah menjadi ancaman, narkoba salah satunya.
Di saat inilah peran orangtua diuji, bagaimana mereka berkomunikasi, serta sedekat apa hubungan orangtua dengan anak. Orangtua harusnya bisa merangkul anak mereka, sehingga anak-anak memiliki kepribadian kuat yang berani menolak narkoba.
Jumlah pengguna narkoba usia remaja, yaitu kalangan pelajar dan mahasiswa saat ini cukup memprihatinkan. Berdasar data Badan Narkotika Nasional atau BNN tahun 2014, ada 33 persen pengguna narkoba merupakan kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Anak dan remaja ada di tahap mencari jati diri, karena itu mereka banyak bergaul di lingkungan sekolah atau rumah," kata Samanta Ananta, psikolog anak dan remaja, dalam peluncuran kampanye Yupi Stop!Narkoba, di Senayan, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.
Dalam pencarian jati dirinya, mereka memiliki keinginan untuk mencoba hal baru. Tak heran bila mereka akhirnya mudah terbawa arus dan mudah dipengaruhi tekanan yang ada di lingkungan sekitarnya. "Orangtua sangat perlu merangkul anak-anaknya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi jati diri yang baik, hingga bisa stop narkoba," ujarnya menambahkan.
Sementara Igor, seorang aktivis anti narkoba yang juga mantan pengguna narkoba mengatakan hal senada, bahwa orangtua dan keluarga, serta lingkungan positif turut andil dalam mencegah remaja menggunakan narkoba.
"Bimbingan dan dukungan dari keluarga, lingkungan atau aktivitas positif, serta edukasi yang benar terhadap dampak narkoba, sangat dibutuhkan para remaja, sehingga mereka bisa berani mengambil keputusan memilih masa depan dengan menjadi diri sendiri."
Igor sendiri mengakui, dulu sempat menggunakan narkoba. Ia tidak bisa mengatakan tidak, dan karena berusaha untuk bisa masuk dalam komunitas, agar dibilang gaul, karena anak yang membujuknya berasal dari kalangan berada dan termasuk kelompok top di sekolah.
(mus)