Kenapa PMS Harus Ditangani Tenaga Medis Profesional
- pixabay/holdosi
VIVA.co.id – Pra Menstruasi Sindrom merupakan gejala yang kerap terjadi sebelum datang bulan tiba. PMS sudah seharusnya menjadi perhatian kaum wanita karena gejalanya seringkali menunjukkan masalah yang cukup serius.
Dilansir laman Glamour, The Royal College of Obstetricians and Gynecologist (RCOG), memberikan arahan baru untuk kondisi PMS. Di mana, berbeda dengan arahan buku The Geography of Madness yang mengatakan PMS hanya ketakutan yang berasal dari otak, RCOG menyebutkan bahwa PMS kini merupakan satu dari kondisi tubuh yang harus ditangani oleh tenaga medis profesional.
Dikutip dari laman Glamour, studi itu mengatakan, mereka yang mengalami PMS yang berat, sudah seharusnya dirawat oleh tim multidisiplin yang mencakup praktisi umum, ahli ginekologi, ahli kesehatan mental dan ahli gizi. Bahkan, merawat wanita dengan PMS, harus dilakukan dengan Cognitive Behavioral Theraphy (CBT) secara rutin.
Tidak hanya itu, survei yang dilakukan BBC juga menunjukkan bahwa 52 persen wanita dengan PMS, mengalami rasa sakit yang berat. Di mana rasa sakit itu cukup mempengaruhi kemampuannya dalam bekerja di kantor.
Apalagi, para wanita ini biasanya tidak memberitahukan atasannya mengenai kondisinya, sehingga rasa sakitnya disimpan oleh diri sendiri. Hal ini biasanya membuat kondisi tubuhnya semakin parah.
Adapun beberapa kondisi masalah kesehatan berbahaya yang mengintai PMS berat seperti endometriosis atau gangguan pramenstruasi disforik. Dengan kondisi berbahaya tersebut, gejala-gejala yang dialami saat PMS, bisa menjadi sangat berat.
"PMS bisa menjadi kondisi serius yang secara dramatis mempengaruhi kualitas kehidupan wanita secara personal dan profesional," ujar Profesor ObGyn, Shaughn O'Brien.
Untuk itu, diharapkan agar para wanita bisa meningkatkan kewaspadaannya pada kondisi serius seperti PMS dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk meringankan gejala-gejalanya oleh para tenaga medis profesional.