Uji Coba Monyet Berhasil, Obat HIV Berhasil Ditemukan?
- Pixabay/Ann_San
VIVA.co.id – Dr Anthony Fauci tidak terlalu antusias dengan hasil penelitian pada hewan untuk pengobatan HIV. Tapi ketika obat yang digunakan oleh ribuan orang yang memiliki masalah usus ternyata berhasil mengendalikan HIV versi monyet, hal itu langsung menarik perhatian National Institutes of Allergy and Infectious Diseases.
Fauci berharap bisa mengatakan langsung pada Takeda Pharmaceutical Co, perusahaan farmasi Jepang yang memiliki perwakilan di Amerika Serikat, bahwa obat mereka bisa memberikan kemajuan besar dalam upaya memerangi AIDS.
Obat produksi Takeda ini dapat menekan virus hingga ke tingkat yang tidak terdeteksi pada delapan monyet. Beberapa percobaan dilakukan selama dua tahun. Temuan ini memperbesar harapan akan terciptanya pengobatan fungsional, pengobatan yang dapat membuat penyakit ini dapat dikendalikan.
"Datanya sangat dramatis," kata Fauci seperti dikutip dari Channel News Asia.
Obat ini merupakan salah satu gagasan menjanjikan yang akan memasuki tahap percobaan awal pada manusia. Semua dilakukan untuk dapat mengendalikan virus yang menyebabkan AIDS untuk periode yang lebih lama tanpa perlu antiretroviral therapy (ART) setiap hari.
Penelitian ini dibuat atas riset yang dipicu dari kasus Timothy Ray Brown, yang dikenal sebagai pasien Berlin, di mana HIV-nya dihilangkan dengan cara transplantasi sel punca yang dielaborasikan pada tahun 2007.
"Ada ledakan penemuan. Ada gagasan baru yang dahulu masih tidak mungkin dihasilkan bahkan pada beberapa tahun lalu," kata Mitchell Warren, Direktur Eksekutif AIDS Vaccine.
Bulan lalu, Dr Nelson Michael, Direktur HIV Research Program Militer Amerika Serikat di Walter Reed Army Institute, serta beberapa peneliti di Harvard's Beth Israel Deaconess Medical Center mempublikasikan hasil uji coba monyet dari kandidat vaksin HIV Johnson & Johnson's HIV yang disebut dengan Ad26/MVA dan obat eksperimen Gilead, GS-986.
Jika dipakai sendiri, vaksin ini memiliki efek yang kecil. Tapi, vaksin jauh lebih efektif ketika diberikan bersama dengan GS-986, yang disebut dengan agonis TLR-7 yang dapat mendorong sistem imun menjadi jauh lebih kuat.
Kesembilan monyet yang mendapatkan kedua pengobatan menunjukkan jumlah virus yang menurun secara siginfikan. Dalam tiga tahun, kombinasi terapi ini berhasil memusnahkan virusnya selama setidaknya enam bulan.
Chief scientific officer J&J's, Dr Paul Stoffels, mengatakan, percobaan pada manusia dapat mulai dilakukan dalam beberapa bulan.
"Jika obatnya tersedia, industri akan mencari jalan untuk segera memasarkannya," kata Stoffels.