Batasi Anak Usia 2 Tahun Main Gadget, Ini Triknya
- Pixabay/PublicDomainPictures
VIVA.co.id –Gadget, saat ini sudah menjadi alat elektronik yang akrab digunakan oleh anak-anak. Bahkan, tak sedikit orangtua yang sudah membebaskan bermain gadget pada anak dua tahun.
Padahal, menurut anjuran American Academy of Pediatrics, penggunaan gadget pada anak usia dua tahun harus dibatasi satu jam per hari. Tapi, bagi anak yang sudah terlanjur tak bisa lepas dari permainan di layar gadget, tentu membatasi penggunaan gadget akan menjadi usaha yang tidak mudah.
Psikolog anak Astrid WEN memberikan beberapa cara untuk membatasi penggunaan gadget pada anak. Yang pertama adalah tidak ada gadget pada waktu makan.
"Pada waktu makan juga perlu ada proses sentuhan, tatapan mata, sambil menanyakan, 'bagaimana makanannya?'. Ini akan membuat anak melihat bahwa makan juga adalah kegiatan menyenangkan, simbol pemberian kasih sayang," ujar Astrid saat ditemui beberapa waktu lalu.
Kemudian, tidak ada gadget satu jam sebelum tidur. Hal ini akan membantu anak meregulasi diri sebelum tidur. Jadi, pastikan notifikasi, suara juga dimatikan.
Lalu, pastikan Anda selalu melakukan pendampingan saat anak menggunakan gadget. Bangunlah selalu komunikasi dengan anak sambil sama-sama menonton video di gadget.
Sebenarnya, kata Astrid, anak-anak sangat bisa diberikan aturan batas waktu bermain dengan gadget. Misalnya, katakan kalau dia hanya boleh bermain selama 10 menit. Karena, anak-anak belum memahami konsep sepuluh menit, maka ingatkan kembali beberapa saat sebelum waktu bermainnya habis.
"Saya sudah pernah mencoba. Kalau anak dua tahun diberitahu waktu bermain 10 menit, dia akan mengerti. Kalau waktunya mau habis ingatkan, lima menit lagi waktunya habis ya. Sehingga anak juga punya waktu untuk mempersiapkan diri sebelum selesai," kata Astrid.
Dan yang tidak boleh orangtua lupakan adalah selalu berikan kegiatan pengganti dari bermain gadget. Usahakan kegiatan yang diberikan itu berupa kegiatan eksplorasi.
"Penting bagi anak untuk bisa menyentuh bendanya langsung, mengenali teksturnya. Misalnya dia dibawa ke taman, dia harus sentuh tanahnya, rumputnya, sehingga ini menarik bagi anak," kata Astrid.