Ini Efek Vaksin HPV untuk Anak
- Pixabay/dfuhlert
VIVA.co.id – Kasus kanker serviks atau kanker leher rahim yang menjadi kasus kanker terbesar setelah kanker payudara telah mendorong pemerintah untuk melakukan langkah pencegahan primer. Langkah yang kini masih gencar dilaksanakan adalah melaksanakan vaksinasi HPV pada anak sekolah dasar di DKI Jakarta dan disusul di daerah Yogyakarta.
Namun, di tengah proses pelaksanaan vaksinasi ini, sempat beredar rumor bahwa pemberian vaksin HPV untuk anak sekolah dasar bisa menyebabkan kemandulan bahkan menopause dini.
Mengenai hal ini, hasil penelitian selama 14 tahun menunjukkan bahwa vaksin ini aman, sekalipun diberikan pada anak usia sekolah dasar. Bahkan, setelah mendapat imunisasi HPV, hasil penelitian ini juga mengungkap, penerima vaksin masih dapat terproteksi 100 persen terhadap HPV tipe 16 dan 18 sehingga tidak diperlukan imunisasi ulang.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oskar Primadi dalam siaran persnya juga menjelaskan, imunisasi HPV merupakan pencegahan primer kanker serviks di mana tingkat keberhasilannya dapat mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua kali pada kelompok umur wanita pasif secara seksual atau wanita yang belum pernah terinfeksi HPV. Yaitu pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun yang merupakan usia sekolah dasar.
Menurut pemaparan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto, efektivitas vaksin HPV pada anak usia 9-13 tahun bisa mencapai 70 persen. Di samping itu, pemberian vaksin dilakukan pada usia anak-anak karena pada usia anak, pola imunitasnya masih jauh lebih baik.
Meski demikian, tak sedikit yang khawatir dengan efek vaksin ini. Terlebih dengan beredarnya kabar yang meresahkan di media sosial. Terkait hal ini, Koesmedi memastikan hingga saat ini tidak ada laporan mengenai efek negatif vaksin HPV pada anak sekolah.
"Efek yang ada hanya sakit di tempat suntikan. Terkadang bisa juga ada panas-panas sedikit," ujarnya saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 28 November.