Tips agar Ibu Bekerja Tak Jenuh Pumping ASI
- Pixabay/Ben_Kerckx
VIVA.co.id – Bayi usia 0-6 bulan wajib mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Tapi, karena banyaknya ibu bekerja, kebutuhan ASI ini harus tetap terpenuhi dengan cara pumping atau memompa ASI. Tapi, seiring pertumbuhan dan perkembangan buah hati, kegiatan pumping bisa menjadi menjenuhkan bagi ibu.
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Mia Sutanto mengatakan, pumping memang bisa membosankan bagi ibu. Karena itu, sekarang ibu lebih banyak didorong untuk menyusui secara langsung.
"Sebutan ASI eksklusif itu sebenarnya ada salah kaprah. Kalau di luar negeri, eksklusif itu adalah menyusuinya, bukan ASI-nya," kata Mia saat ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta.
Eksklusif ini artinya, selama usia 0-6 bulan bayi menyusu langsung dari ibu. Tapi, karena aturan cuti ibu bekerja hanya tiga bulan, kebutuhan itu belum bisa terpenuhi.
Ketika sudah memasuki usia enam bulan, anak sudah mulai masuk Makanan Pendamping ASI (MPASI), ibu tidak perlu lagi menyimpan ASI terlalu banyak. Karena, lambat laun porsi makanan padatnya akan semakin besar daripada ASI.
"Kalau ibu sudah pulang bekerja, berapapun ASI yang kurang, tutupi dengan memberikan ASI langsung saat bertemu anak," ujar Mia menambahkan.
Ia juga mengingatkan bahwa berapapun ASI yang didapat, harus disyukuri. Karena jika terlalu dibebani dengan pikiran harus pumping sekian banyak ASI, justru itu yang semakin membuat stres dan menjadikan pumping suatu hal yang menjenuhkan.
Terlebih, ketika anak sudah memasuki usia satu tahun, porsi ASI hanya 30 persen saja dari asupan keseluruhannya. Jadi, tidak perlu lagi menyimpan ASI hingga ratusan botol
Selain itu, Mia menyarankan agar pumping dijadikan sebagai salah satu momen me time ibu. Saat pumping, ibu bisa keluar sejenak dari pekerjaan atau aktivitasnya yang lain untuk menikmati waktu sendirinya. Atau, ibu bisa melakukan kegiatan pumping bersama dengan teman-teman ibu menyusui lainnya. Ibu bisa pumping sambil bertukar cerita, nonton, atau relaksasi.
(mus)