Pneumonia di Indonesia Peringkat 10 Dunia

Kasubdit ISPA Kemenkes, Dr. Christina Widaningrum M.Kes
Sumber :
  • VIVA.co.id/Suparman

VIVA.co.id – Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr. Christina Widaningrum M.Kes mengungkapkan, Indonesia menduduki peringkat 10 di dunia dalam kasus serangan virus pembunuh balita pneumonia.

Hati-hati, Spons Cuci Piring Bisa Sebabkan Gagal Ginjal

Pneumonia merupakan radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya dari manifestasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat menyebabkan kematian. Penyebab pneumonia adalah berbagai macam virus, bakteri atau jamur. Bakteri penyebab pneumonia yang tersering adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), Hib (Haemophilus influenza type B) dan stafilokokus (Staphylococcus aureus).

"Indonesia menduduki peringkat ke-10. Kematian karena pneumonia 15,5 persen per 2015, terdapat 554.650 kasus pneumonia," kata Christina di sela Diskusi Publik Hari Pneumonia Dunia di Crown Plaza Hotel, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 26 November 2016.

Tekan Angka Kematian Bayi, Cegah Infeksi Virus RSV Diminta Jadi Prioritas Pemerintah

Kendati demikian, persentase kasus kematian balita akibat penyakit berbahaya ini menurun pada 2016 dibandingkan tahun sebelumnya. Christina menuturkan, dari data seluruh Puskesmas di Indonesia, kematian balita akibat penyakit ini sekitar 22,23 persen pada 2016.

"Provinsi yang tinggi NTT (Nusa Tenggara Timur), Sulteng (Sulawesi Tengah), Sulbar (Sulawesi Barat). Dari 2011 sampai 2016, meningkat di tahun 2015 (63,45 persen)," katanya.

Anak Sempat Masuk ICU, Tangis Zaskia Adya Mecca Pecah: Jantungku Kayak Naik Roller Coaster

Berdasarkan data Badan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Anak-anak (Unicef), pada 2015 terdapat sekitar 14 persen dari 147 ribu anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia.

Dari statistik tersebut, dapat diartikan sebanyak dua atau tiga anak di bawah usia 5 tahun meninggal karena pneumonia setiap jamnya. Hal tersebut menyebabkan pneumonia sebagai penyebab kematian utama bagi anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia.

Tanda-tanda bahwa balita mengalami pneumonia, yaitu peningkatan frekuensi napas, sehingga anak tampak sesak. Selain itu jika diamati pada daerah dada, tampak retraksi atau tarikan dinding dada bagian bawah setiap kali anak menarik napas.

Tidak hanya itu, balita yang mengalami perburukan gejala yang ditandai dengan gelisah, tidak mau makan/minum, kejang atau sianosis (kebiruan pada bibir) bahkan penurunan kesadaran. Batasan frekuensi napas cepat pada bayi kurang dari 2 bulan adalah lebih/sama dengan 60 kali per menit, pada bayi 212 bulan adalah 50 kali per menit, sedangkan usia 1-5 tahun adalah 40 kali per menit.

Ilustrasi paru-paru.

Skrining Paru-paru, Deteksi Dini untuk Selamatkan Nyawa

Faktor-faktor seperti polusi udara, kebiasaan merokok, dan penularan penyakit memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan paru-paru.

img_title
VIVA.co.id
3 Oktober 2024