Obat Tradisional Berbahaya Didominasi untuk Stamina Pria
- VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Sebanyak 43 jenis obat tradisional (OT) berbahaya, ditemukan di seluruh Indonesia. Dari puluhan OT yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) tersebut, didominasi oleh obat stamina pria atau biasa dikenal dengan viagra.
Selama periode bulan Desember 2015 hingga September 2016, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 43 jenis OT mengandung BKO. Di mana, BKO yang teridentifikasi dicampur ke dalam produk OT tersebut didominasi oleh sildenafil dan turunannya.
"Obat stamina pria mendominasi temuan itu, diindikasikan untuk mengobati disfungsi ereksi dan biasa dikenal sebagai Viagra. Termasuk obat keras, jadi harus menggunakan petunjuk dokter jika ingin digunakan," ujar Deputi 2 BPOM, Ondri Dwi Sampurno, saat konferensi pers di Aula Gedung C BPOM, Jalan Percetakan Negara, Jakarta, Selasa, 22 November 2016.
Dikatakan olehnya, OT atau jamu yang terdeteksi menggunakan campuran Sildenafil, dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika tidak dikonsumsi sesuai anjuran dokter. BKO ini dapat menimbulkan efek buruk seperti kehilangan penglihatan dan pendengaran, stroke, serangan jantung, bahkan kematian.
Ondri mengatakan, obat tradisional atau jamu untuk penambah stamina pria itu banyak ditemukan dalam kondisi terkomposisi dengan bahan kimia obat jenis sildenafil. Padahal, sildenafil merupakan obat keras yang jika penggunaannya salah, akan berdampak kehilangan penglihatan dan pendengaran, stroke, serangan jantung, hingga kematian.
"BPOM sendiri sudah mengeluarkan peringatan atau public warning agar masyarakat lebih waspada dan tidak menggunakan produk mengandung bahan tersebut," jelasnya.
Selain obat stamina pria, sejumlah obat lainnya merupakan ramuan anti diabetes, pelangsing, dan anti radang. "Kandungannya aprodisiak yang stamina itu, analgesik parasetamol biasanya penurun demam, anti radang itu deksametason, pelangsing dengan sibutramin, dan anti diabetes menggunakan glibenklamid," lanjut dia.
BPOM telah menganalisa produk OT tersebut, ternyata didominasi oleh produksi lokal yaitu sebesar 83,7 persen serta produksi impor sebanyak 16,3 persen.
Adapun merek OT berbahaya yang kini sudah ditarik dari peredaran oleh BPOM di antaranya adalah Lanza, Reksi Cap, Enjoy, Everon untuk stamina pria. Kemudian Laba-laba untuk asam urat, Linusend obat pegal-pegal, dan Slim Plus sebagai ramuan pelangsing.
"Untuk obat tradisional sebagian besar yang main UMKM. Maka kita harus bina sehingga menghasilkan obat yang bermanfaat."