Studi: Lama Masa Kehamilan Pengaruhi Kemampuan Akademis Anak
- Pixabay/Pexels
VIVA.co.id – Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan, kelahiran bayi yang terlalu cepat atau terlambat kemungkinan akan memengaruhi kemampuan akademis anak.
Dikutip dari Boldksky, riset tersebut meneliti detail kaitan antara gestational age (usia gestasi) saat lahir dan nilai sekolah saat usia 16 tahun selama masa kehamilan, 22-45 minggu. Usia gestasi adalah ukuran lama waktu seorang janin berada dalam rahim.
Dengan mengukur berat usia gestasi, penelitian ini memfokuskan pada kelahiran awal dan terlambat kemudian mengukur kemungkinan adanya dampak dalam dan di antara keluarga.
Dari penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Epidemiology tersebut diketahui bahwa anak-anak yang lahir terlalu awal atau terlambat memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan anak-anak yang lahir di waktu tepat.
Namun, nilai rata-rata lebih rendah lagi terjadi pada bayi yang mengalami masa pertumbuhan janin yang tidak baik, terlepas adanya usia gestasi.
Nilai anak-anak yang lahir prematur atau melewati masa kehamilan normal lebih rendah dibandingkan anak-anak yang dilahirkan secara normal, kelahiran yang tanpa bantuan rumit, anak-anak yang memiliki Apgar (bayi lahir cukup umur) normal, atau tanpa kelainan pada masa kehamilan.
Namun, anak-anak yang dilahirkan melewati masa kehamilan normal melalui induksi, tidak memiliki kaitan dengan menurunnya kemampuan akademis.
Di antara saudara kandung pun efek ini cenderung melemah, khususnya pada saudara kandung yang lahir prematur dan lebih rendah lagi pada anak yang lahir terlambat.
Terlepas dari usia gestasi pada kelahiran, ada dampak mandiri dari pertumbuhan janin yang terbatas pada kemampuan akademisnya di kemudian hari yang akan bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Ada pula kemungkinan karakter yang menurun yang mempengaruhi risiko kelahiran pada usia gestasi yang tidak optimal dan juga memengaruhi kemampuan akademis pada anak-anak yang lahir awal atau terlambat.
Hal ini termasuk pada faktor risiko yang dapat dicegah seperti pengaturan makan yang baik selama kehamilan, merokok selama kehamilan, dan obesitas pada saat hamil.