Alasan Chikunguya Lebih Banyak Menyerang Perempuan
- REUTERS/Paulo Whitaker
VIVA.co.id – Wanita yang sering menghabiskan waktu di rumah ternyata berpotensi lebih tinggi untuk terinfeksi chikungunya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences, menganalisis 2012 kasus wabah chikungunya di desa Bangladesh dari Palpara, sekitar 100 km (60 mil) dari ibukota Dhaka.
Dilansir Huffington Post, penelitian tersebut mengungkap bahwa lebih dari seperempat kasus penyebaran virus terjadi di dalam rumah yang sama, sementara itu setengah penyebaran virus terjadi antar rumah yang berjarak kurang dari 200 meter.
Chikungunya adalah virus yang penyebarannya dilakukan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk yang juga menyebarkan virus demam berdarah ini hanya mengigit pada siang hari. Nyamuk ini punya sifat yang malas dan tidak suka melakukan perjalanan jauh.
Sedangkan, perempuan Bangladesh menghabiskan dua pertiga harinya di rumah. Karenanya mereka memiliki potensi 1,5 kali terjangkit chikungunya dibandingkan pria yang menghabiskan setengah (siang) hari mereka di luar rumah.
"Nyamuk ini sangat malas, mereka menggigit seseorang dalam rumah kemudian hanya terbang berkeliling di sekitar untuk menggigit orang lain yang jaraknya dekat," kata Henrik Salje, pemimpin penelitian dari Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health.
Studi ini juga menyebutkan bahwa saat ini belum ada vaksin atau pengobatan yang tersedia, namun pencegahan sangat memungkinkan dilakukan dengan membaca pola dan prilaku nyamuk tersebut sehingga membantu dalam memperlambat penyebaran mereka.
"Kami belum memiliki toolbox yang sangat baik untuk memerangi penyakit ini. Tapi, setelah kami lakukan, penelitian ini memberitahu kita bagaimana kita bisa memicu respons dan menyesuaikan intervensi kami, terutama di masyarakat pedesaan, yang memiliki risiko besar, dan orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktu di dalam dan sekitar rumah mereka," kata Salje.