Infeksi pada Bayi Tingkatkan Risiko Obesitas
- pixabay/stocksnap
VIVA.co.id – Sebuah penelitian menemukan bahwa infeksi yang terjadi pada usia bayi, tanpa penggunaan antibiotik, ternyata berkaitan dengan peningkatan risiko obesitas anak.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Lancet Diabetes & Endocrinology, anak-anak yang didiagnosis infeksi selama tahun pertama kehidupannya dan tidak menggunakan antibiotik, akan berisiko 25 persen menjadi obesitas dibandingkan mereka yang tidak mengalami infeksi.
Dikutip dari Boldsky, ada hubungan respon dosis dalam hal ini, di mana jumlah tinggi infeksi yang tidak ditangani, berkaitan dengan semakin tingginya risiko obesitas.
Sebaliknya, tidak ada peningkatan risiko obesitas berkaitan dengan penggunaan antibiotik selama tahun pertama bayi bila dibandingkan dengan bayi yang infeksinya tidak diobati.
"Pada penelitian sebelumnya, penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi bayi telah dikaitkan dengan penambahan berat badan. Namun, kami memisahkan dua faktor tersebut dan menemukan bahwa antibiotik, nampaknya berkaitan dengan obesitas anak," kata peneliti utama De-Kun Li, seorang epidemiologis di Kaiser Permanente di California, Amerika Serikat.
Tipe antibiotik yang digunakan tidak memengaruhi hasilnya. Penelitian yang para penelitinya mengulas 260,556 kelahiran antara tahun 1997-2013 ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan energi, konsumsi kalori versus pengeluaran energi, tidak bisa menyebabkan peningkatan keseluruhan dalam obesitas pada anak.
Baik infeksi dan penggunaan antibiotik terbukti memengaruhi komposisi mikro organisme di dalam usus. Mikrobiome usus ini dapat memengaruhi proses metabolisme dan sistem imun yang pada akhirnya dapat memengaruhi proses metabolisme, pola pertumbuhan, dan penambahan berat badan.