Kenapa Lagu Tertentu Terus Melekat di Kepala?
- Pixabay
VIVA.co.id – Setiap orang pasti pernah merasakan bagaimana satu lagu terus terngiang di kepala. Menurut sebuah penelitian, kondisi tersebut dikarenakan adanya kombinasi tempo yang cepat, melodi yang mudah diingat, dan tambahan sesuatu yang tidak terduga.
Nada yang nampaknya tidak bisa kita hilangkan dari kepala juga sering disebut dengan earworms, atau merujuk pada istilah ilmiah citra musik yang dipaksakan.
Jadi, sangat masuk akal bahwa lagu-lagu yang menempati posisi teratas tangga lagu, kemungkinan akan tertanam di otak kita. Meski demikian, dilansir Time.com, teori dan penyebab kenapa beberapa lagu terdengar lebih menarik dan melekat dibandingkan lagu lainnya, belum diuji lebih dalam lagi secara ilmiah.
Terkait hal ini, mantan dosen psikologi di Goldsmiths, University of London, Kelly Jakubowski, PhD, melakukan penelitian ilmiahnya. Antara tahun 2010-2013, dia dan tim penelitinya menanyakan 3.000 orang mengenai earworms yang paling banyak melekat pada mereka.
Kemudian, tim peneliti membandingkan fitur melodis lagu-lagu tersebut dengan lagu lain yang juga populer pada periode waktu yang sama (berdasarkan tangga lagu Inggris), namun tidak diberikan namanya dalam survei.
Para peneliti itu kemudian menemukan bahwa lagu yang paling banyak disebut sebagai earworms kebanyakan memiliki tempo yang cepat dan, secara keseluruhan, memiliki kontur melodi yang cukup umum. Jakubowski menjelaskan, contoh pola kontur yang umum dapat ditemui di lagu Twinkle Twinkle Little Star di mana frase pertama bernada naik dan kedua menurun.
Pola nada yang naik dan turun juga banyak terdapat dalam lagu anak-anak yang membuatnya mudah diingat oleh anak-anak. Dan pola ini juga banyak digunakan alam musik pop seperti awal lagu Moves Like Jagger milik Maroon 5, salah satu lagu earworms yang banyak disebut dalam penelitian.
Namun, earworms juga cenderung memiliki interval yang unik dan tidak biasa, seperti lompatan musik atau nada yang berulang yang membedakannya dari lagu pop rata-rata.
"Penemuan kami menunjukkan bahwa dalam batas tertentu Anda dapat memprediksi lagu-lagu apa yang akan melekat di kepala banyak orang berdasarkan konteks melodis lagu itu," kata Jakubowski.