Kesalahan Ini yang Membuat Anak Jadi 'Picky Eater'
- Pixabay/ avitalchn
VIVA.co.id – Tak sedikit orangtua yang mengeluhkan buah hati mereka yang tidak suka makan sayur dan buah. Saat mereka sudah terlanjur tumbuh besar, kebiasaan tak menyehatkan itu pun semakin sulit diubah. Jika sudah demikian, orangtua hanya bisa pasrah saja.
Ketidaksukaan anak pada sayur dan buah sebenarnya bukan sekadar kebiasaan saja. Tapi, menurut Ahli Gizi Rita Ramayulis, hal itu terbentuk karena kesalahan kebiasaan makan sejak anak masih bayi.
Pada saat anak masuk usia tiga tahun, dia sudah jadi konsumen aktif yang memilih makanannya sendiri. Kesalahan orangtua adalah ketika anak usia enam bulan, ibu selalu memberikan makanan dengan mencampur semuanya.
"Apapun diaduk jadi satu. Walaupun ada sayur tapi kalau dimasukkan hati (ayam), rasanya jadi hati. Kalau ayam, rasanya jadi ayam. Anak jadi tidak kenal rasa buncis, bayam, wortel, karena itu tidak direkam oleh lidahnya. Akhirnya anak jadi picky eater," kata Rita saat media briefing di Ditjen P2PL Kemenkes, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.
Seharusnya, lanjut Rita, pada saat anak mulai mengenal rasa, pada usia enam sampai satu tahun, orangtua mengenalkan rasa satu per satu dengan finger food. Misalnya, pertama mengenalkan rasa wortel, ketika dia sudah terbiasa dengan rasa wortel lalu kenalkan rasa buncis dan seterusnya.
Anak nantinya akan mereka semua rasa itu hingga usia tiga tahun. Kalau dia sudah mengenal rasa itu, dengan sendirinya dia akan minta makanan tersebut.
Dan yang terpenting dalam menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak adalah dengan menjadi role model bagi mereka. Biasakan untuk menyiapkan makanan seimbang di meja makan.