Kenali Obesitas Anak dari Gejala Fisiknya
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Obesitas sudah menjadi masalah global yang kini tidak saja menyerang anak-anak di negara maju tapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan, sebanyak 18,8 persen anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen menderita obesitas.
Meski obesitas yang diderita anak ini mirip dengan orang dewasa, namun menurut Ahli Gizi Rita Ramayulis, pengukuran obesitas untuk anak-anak harus juga mempertimbangkan faktor usianya juga.
"Karena anak masih ada masa pertumbuhannya. Beda usia satu bulan saja sudah berbeda poinnya," kata Rita saat acara media briefing Hari Obesitas Sedunia di Ditjen P2PL, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.
Meski begitu, orangtua juga bisa mengukur obesitas pada anak dengan melihat gejala klinis fisiknya. Rita menjelaskan, anak yang lemaknya terus bertambah biasanya pipinya akan menjadi gembil. Wajahnya juga menjadi membulat dan memiliki dagu dobel.
“Perutnya membuncit, kalau duduk dia akan terlihat berlipat-lipat. Kemudian ketika berjalan, paha dalam kanan-kirinya akan bergesekan dan lama kelamaan akan menghitam," ujar Rita.
Obesitas pada anak laki-laki akan terlihat pada dada atau payudaranya yang membesar. Selain itu, ukuran penisnya juga terlihat mengecil karena timbunan lemak yang membuat daerah kemaluannya merapat. Sedangkan pada anak perempuan, obesitas bisa menyebabkan menstruasi yang lebih awal di usia sembilan tahun.