Bahaya Konsumsi Alkohol dan Kopi Dalam Waktu Berdekatan

Kedai minuman beralkohol di Baghdad, Irak.
Sumber :
  • REUTERS.com

VIVA.co.id – Sebuah penelitian di Perdue University Amerika Serikat menemukan bahwa minum minuman beralkohol dan kafein dalam waktu bersamaan ternyata mampu memicu perubahan pada otak remaja, efeknya mirip seperti konsumsi kokain dan akan terus bertahan hingga dewasa.

Kokain Tercemar Zat Beracun Tewaskan 17 Orang dan 56 Dirawat di RS

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak penyalahgunaan obat ini menemukan bahwa ada hubungan antara fungsi otak dengan konsumsi obat berlebihan.

Richard van Rijn kepala pemimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa penelitiannya memang baru sampai tahap uji pra klinik, yaitu dicoba pada tikus berusia muda.

Pengungkapan Pengepul Besar Kokain Selundupan di Pelabuhan Rotterdam

Perubahan terlihat pada otak tikus yang diberi alkohol dan kafein. Mereka menunjukkan tanda-tanda fisik dan neurokimia, mirip dengan tikus yang diberi kokain, sehingga gerak geriknya menjadi lebih aktif.

Namun, tikus dewasa yang diberikan minuman energi berkafein tinggi tidak berdampak pada orang dewasa yang juga mengonsumsi alkohol.

Operasi Penggerebekan Narkoba Terbesar di Amerika Tengah

Fenomena yang ada bahwa banyak minuman berenergi yang juga mengandung kafein dapat berisi sebanyak 10 kali lebih banyak dari kafein soda dan sering dipasarkan untuk remaja. Namun, sedikit yang mengetahui tentang efek kesehatan dari minuman, terutama bila dikonsumsi dengan alkohol selama masa remaja.

"Tampaknya dua zat bersama-sama mendorong mereka mencapai batas tertinggi yang menyebabkan perubahan dalam perilaku mereka dan perubahan neurokimia di otak mereka," kata van Rijn.

Para peneliti juga mendeteksi peningkatan kadar protein, yang merupakan penanda perubahan jangka panjang dalam neurokimia yang meningkat pada mereka yang menyalahgunakan obat-obatan seperti kokain atau morfin.

"Itulah salah satu alasan mengapa begitu sulit bagi pengguna narkoba untuk berhenti karena perubahan yang berlangsung di otak, akibatnya mereka kemudian dapat menggunakan lebih banyak kokain untuk mendapatkan efek yang sama," tambahnya.

Ilustrasi obat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya