Awas, Mengurut Tulang yang Patah Bisa Picu Kanker

Ilustrasi tulang dan saraf manusia
Sumber :
  • Pixabay/spiritbunny

VIVA.co.id – Sudah menjadi kepercayaan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk lebih memilih pengobatan tradisional ketika terserang penyakit tertentu, tidak terkecuali ketika mengalami patah tulang.

Perempuan Lebih Rentan Terkena Osteoporosis?

Praktik pengobatan patah tulang tradisional yang kebanyakan menggunakan teknik urut ini ternyata bisa berdampak fatal jika tidak diimbangi dengan pengetahuan cukup pengurutnya.

"Sering terjadi pada anak-anak kecil yang dibawa ke tukang urut, datang sebulan atau dua bulan kemudian sudah jadi tumor. Mekanismenya adalah karena ada inflamasi yang mendapat rangsang lewat urutan itu maka sel bisa berkembang biak tidak terkendali dan jadi kanker," kata dokter spesialis ortopedi Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Karina Besinga, SpOT(K) saat media gathering di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.

Seorang Pelajar Patah Tulang dan Robek Kepala Masih Dirawat Intensif Imbas Truk Ugal-ugalan

Meski demikian, tidak bisa ditentukan kapan kanker itu bisa timbul karena beberapa faktor. Karina menjelaskan, keroposnya tulang salah satunya bisa disebabkan oleh kanker. Jadi, pada anak itu mungkin saja sudah memiliki bibit kanker yang kemudian terprovokasi ketika dia jatuh.

Berbeda dengan tukang urut, dokter ortopedi bisa melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Sehingga jika terdapat suatu hal yang tidak biasa, dokter bisa memberikan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.

10 Makanan Sehari-hari yang Bikin Tulang Anda Awet Muda

"Kalau tidak ke dokter kemudian dipijat, tumor akan makin ganas dan tiba-tiba terjadi pembesaran massa tumor," kata Karina menambahkan.

Namun, Karina mengatakan, bukan artinya masyarakat tidak boleh sama sekali pergi ke tukang pijat. Hanya, yang salah adalah ketika cedera justru lebih memilih pijat padahal pijat prinsipnya hanya melancarkan peredaran darah saja.

Dan, kebanyakan tukang pijat tidak dibekali pengetahuan memijat yang memadai sehingga berisiko menimbulkan penyakit yang lebih parah.

"Pijat yang aman itu adalah yang ada tulangnya. Kalau leher di bagian belakang, bukan di bagian samping yang menjadi tempat vena terbesar di tubuh yang berhubungan ke kepala. Jika bagian itu dipijat kencang bisa mengakibatkan stroke. Banyak sekali pasien yang dipijat di bagian perut kemudian datang ke dokter dengan kondisi usus bolong atau ginjal bocor. Itu karena tekanan yang keras," kata Karina memperingatkan.

Ilustrasi tulang punggung

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya