Beban Finansial Penyebab Kematian Penderita Kanker
VIVA.co.id – Kasus kematian akibat kanker di Indonesia semakin meningkat. Diketahui, sekitar 70 persen kematian di dunia pada dua dekade ke depan akibat kanker, diperkirakan terjadi pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Sehingga, beban ekonomi masih menjadi pokok permasalahan dari angka kanker yang masih tinggi.
"Beban ekonomi belum bisa dibebaskan dalam pengidap kanker. Meski adanya JKN sudah mulai membantu, namun angka kematian karena kanker masih cukup tinggi," ujar Kepala pusat kajian ekonomi dan kebijakan kesehatan, Prof. dr. Hasbullah, MPH, DrPH, di Forum Diskusi Pelayanan Kanker di Indonesia, di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.
Beberapa beban biaya yang mesti ditanggung oleh para pengidap kanker, yakni tagihan rumah tangga, biaya medis, biaya konsultasi, biaya transportasi serta pembelian obat. Terlebih, menurut Hasbullah, sistem pembayaran yang masih belum diawasi dengan baik, membuat biaya pengobatan kanker masih tinggi.
"Seharusnya, sistem JKN itu saat sudah bayar di awal, enggak perlu lagi ada biaya tambahan apa pun. Tapi kenyataannya sekarang, pasien masih dibebani biaya obat yang katanya tidak ditanggung atau kuota biaya yang habis. Ini kan menjadi beban ekonomi lagi," ucapnya.
Namun, tidak hanya perbaikan dari sistem JKN, tapi dari sisi pasien, juga harus memiliki inisiatif untuk mencegah timbulnya beban ekonomi tersebut. Salah satunya yaitu disarankan agar melakukan deteksi dini, guna meminimalisasi perawatan lanjut terhadap kanker di stadium akhir.
"Meningkatkan kesadaran melalui deteksi dini itu penting. Deteksi dini dari di sendiri maupun pelayanan primer dari dokter umum di puskesmas. Dengan begitu, beban ekonomi bisa ditekan karena dicegah sejak awal," ujarnya.