Linda Gumelar: Giatkan Komunitas Sharing Penderita Kanker
- Pixabay
VIVA.co.id – Setiap tahun angka penderita kanker di Indonesia meningkat. Meskipun kesadaran masyarakat akan bahaya kanker mulai terbuka namun hal itu tidak mengurangi pertumbuhan penderita kanker, karena masih banyak penderita yang enggan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia Linda Agum Gumelar mengungkapkan pentingnya organisasi penyuluhan bagi para penderita kanker payudara.
"Kita ada satu kecemasan, ini seperti fenomena gunung es, makanya saya kira harus dibangun komunitas-komunitas untuk para penyintas kanker," kata dia saat ditemui di Kuningan City, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Oktober 2016.
Menurut Linda, komunitas bagi para penyintas kanker sangat penting untuk membangun semangat bagi mereka yang baru dinyatakan menderita kanker ataupun mereka yang tengah menjalani kanker.
"Itu salah satu yang membangun semangat kita karena kita punya pengalaman yang sama. Dan dapat vonis kanker payudara dan harus melalui pengobatan itu bukanlah hal yang tidak mudah, ini kan persoalan yang berat jika ditanggung sendiri dan komunitas ini bisa memberikan masukan sharing positif," jelas dua
Ia juga menambahkan bahwa pendekatan pada para penderita kanker, juga harus melihat momentum yang tepat untuk memberikan dukungan. Terutama untuk yang baru dinyatakan kanker, karena menurutnya tidak mudah menerima hal tersebut. Saat dinyatakan, terkadang seorang butuh waktu untuk menyendiri untuk berdamai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu.
"Harus dilihat momennya, jangan memaksakan dan harus sabar karena dia belum selesai sama dirinya,dan dia perlu waktu biarkan dia dua minggu, jangan juga masuk kita mengajarkan dan menggurui tapi kita mendengarkan curahan hati mereka," kata dia.
Hal ini karena di masyarakat sendiri masih banyak yang mengucilkan para penderita kanker. Di samping itu, para penderita juga masih kerap kali bahwa penyakit yang dihidapinya ialah hukuman yang diberikan Tuhan. Menurut Linda hal ini yang harus diluruskan, dan terus didukung dan didampingi.
Karena menurutnya akan sangat berbeda dukungan dari sesama penderita kanker, dan dukungan dari yang bukan penderita kanker, meskipun keluarga sendiri.
"Kalau sesama itu kan jadi merasa bahwa tidak sendiri, bahwa tidak hanya dia yang mengalami, dan bisa saling memberikan informasi dan masukan," tambah dia.