Studi: Rajin Sikat Gigi Bisa Cegah Serangan Jantung

Sikat gigi pakai pasta gigi
Sumber :
  • Pixabay/stevepb

VIVA.co.id – Telah lama para ilmuwan melihat keterkaitan antara gigi dan gusi sehat dengan penyakit peradangan yang menyerang seluruh tubuh, khususnya serangan jantung dan stroke.

Lagi Tren Fisioterapi ke Rumah untuk Pasien Pemulihan Stroke, Seberapa Efektif?

Dilansir Daily Mail, baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan adanya produk pasta gigi baru yang secara signifikan dapat mengurangi plak gigi sekaligus peradangan di seluruh tubuh.

Pada sejumlah penelitian sebelum telah ditemukan adanya keterkaitan antara penyakit gusi dengan jantung. Penelitian ini menemukan bahwa mereka yang tidak menyikat gigi secara rutin akan berisiko tinggi terkena serangan jantung.

Inilah 7 Makanan Penurun Kolesterol yang Baik untuk Dikonsumsi

Ada hubungan ini disebabkan oleh bakteria yang menyebabkan penyakit gusi menyebar ke aliran darah ke jantung dan aorta, pembuluh arteri terbesar di dalam tubuh.

Diciptakan di Amerika Serikat, pasta gigi khusus ini dapat menghilangkan plak dua kali lebih banyak dari produk pasta gigi lainnya. Tingkat peradangan pada mereka yang menggunakan pasta gigi ini pun menurun hingga 29 persen.

Tanpa Obat-obatan, Zaidul Akbar Ungkap Cara Agar Terhindar dari Stroke dan Penyakit Jantung

Peradangan ini diukur dari tingginya sensivitas terhadap C-protein reaktif, sebuah tanda adanya serangan jantung dan stroke.

Penelitian yang dilakukan di Florida Atlantic University ini dilakukan dengan memberikan instruksi kepada partisipan untuk menyikat gigi dan apakah suplai 60 hari Plaque HD yang dapat menunjukkan adanya plak sehingga dapat dihilangkan dengan menyikat gigi atau dengan pasta gigi.

Plak gigi diidentifikasi menggunakan pembersih khusus dan foto bagian mulut diambil menggunakan sinar ultraviolet. Kadar hs-CRP kemudian diukur melalui laboratorium mandiri.

Sikat gigi berhelm.

Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024