Tiga Mitos yang Harus Ibu Ketahui tentang Menyusui
- REUTERS/Christinne Muschi
VIVA.co.id – ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi. Kandungan zat-zat penting yang terkandung di dalam Asi penting untuk daya tahan tubuh dan perkembangan kecerdasan si kecil.
Terdapat prosedur tertentu yang harus dilakukan ibu ketika menyusui, terkadang hal itu membuat ibu yang baru memulai pengalamannya menyusui menjadi bingung bagaimana proses menyusui yang baik.
Selain prosedur menyusui, terdapat beberapa mitos dan fakta pada proses menyusui. Dalam diskusi interaktif dokterVIVA, Rabu, 12 Oktober 2016 lewat akun Twitter @VIVAlife, dr. Jezy Reisya dari MeetDoctor menjawab beberapa pertanyaan dan mitos seputar ASi. Berikut ini, tiga mitos seputar ASI.
1.Ibu menyusui harus makan yang banyak agar produksi asi berlimpah.
Tidak benar, bukan porsi makan yang banyak yang diperhatikan namun kandungan gizi makanan yang dikonsumsi. Seorang ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan ibu menyusui harus mampu memberikan nutrisi yang cukup, baik untuk ibu sendiri maupun untuk bayinya.
2.Ibu yang memakan makanan pedas dapat berpengaruh pada ASI dan membuat bayi tidak nyaman.
Makanan pedas akan membuat ASI terasa pedas, hanyalah mitos. Oleh sebab itu, jika bayi Anda mengalami diare setelah Anda mengonsumsi makanan pedas, hal tersebut bukan karena ASI Anda menjadi pedas karena makanan yang dikonsumsi. Melainkan, bayi Anda memiliki alergi atau sensitif terhadap zat "capsaicin" (yang memberi rasa pedas pada cabai). Sehingga disarankan Mama menyusui sebaiknya menghindari makan makanan pedas. Hal ini juga lebih terkait pada kesehatan ibu. Beberapa makanan pedas dapat mengakibatkan ibu yang sedang menyusui mengalami gangguan pencernaan seperti diare atau maag.
3. Menyusui mampu membuat bobot tubuh ibu menyusut.
Tidak ada cara khusus menyusui untuk menurunkan berat badan, yang perlu diperhatikan adalah pada masa menyusui, bunda menjaga pola makan sehat dan seimbang serta rutin berolahraga. Kombinasi keduanya dapat menurunkan berat badan ibu menyusui rata-rata 0,5 kg per minggu. Kedua hal tersebut lebih efektif dibandingkan diet rendah kalori saat dalam masa menyusui.