Kenali Penyebab dan Gejala Depresi
- Pixabay/unsplash
VIVA.co.id – Depresi bisa menyerang siapa saja, tua maupun muda. Depresi sendiri merupakan suasana hati yang buruk dan berlangsung selama kurun waktu tertentu.
Menurut psikiater Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K), ada sembilan gejala dalam depresi. Yaitu murung, sedih, mudah berlinang air mata, kehilangan minat, hilang rasa senang, nafsu makan berkurang, seksual bisa berkurang, tidur berkurang, dan konsentrasi menjadi buruk.
"Hingga kemudian bisa muncul rasa bersalah, ingin mati, karena merasa hidup tidak ada gunanya kemudian muncul ide bunuh diri dan akhirnya melakukan tindakan bunuh diri kalau sudah berat," ujar Nurmiati saat ditemui di Kantor PDSKJI, Jakarta, 10 Oktober.
Dalam setiap depresi yang timbul, ada stresor atau tekanan, peristiwa yang memicu munculnya depresi. Misalnya, hidup dengan pasangan yang selalu bertengkar setiap hari, terbelit utang, kematian pasangan, atau tidak ada yang memberikan dukungan.
Meski demikian, depresi juga bisa muncul tanpa adanya stresor. Menurut Nurmiati, hal itu bisa disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Bisa saja garis di atasnya memiliki riwayat depresi. Namun, perlu diketahui bahwa faktor keturunan bisa meloncat hingga dua generasi. Jika salah satu dari orangtuanya tidak ada, faktor itu bisa diturunkan dari kakek atau neneknya.
"Atau mungkin ada juga gangguan hormonal, seperti pada perempuan hormon estrogen bisa terganggu. Ketika haid atau hamil, estrogen menurun, kemudian setelah melahirkan turun lagi, usia menopause juga turun lagi. Kondisi ini bisa menyebabkan depresi," ujar Nurmiati.
Selain itu, kondisi medis atau kesehatan fisik juga bisa menyebabkan depresi pada seseorang. Seperti, rasa nyeri yang tak kunjung hilang juga bisa menyebabkan depresi, stroke, diabetes, dan kondisi fisik lainnya juga berpotensi menyebabkan depresi.