Pria Ini Terlambat Alami Pubertas Hingga Usia 27

Ken Baker
Sumber :
  • Instagram Kenbakernow

VIVA.co.id – Akibat tumor otak yang dideritanya, Ken Baker mengalami sebuah transisi hormon yang hampir tidak pernah terdengar oleh orang awam.

Masturbasi Bikin Remaja Puber Jerawatan Ternyata Mitos, Ini Faktanya Menurut Dokter

Transisi hormon ini terjadi akibat pertumbuhan tumor jinak yang menyebabkan tekanan pada kelenjar pituitarinya.

Karena kondisi ini, pria berusia 46 tahun ini harus mengalami keterlambatan pubertas hingga usia 27 tahun.

10 Fakta dan Mitos Mimpi Basah yang Mengagetkan, Gak Selalu karena Mimpi Erotis

Tidak seperti kebanyakan remaja laki-laki, Ken tidak memiliki ketertarikan pada seks, bahunya kecil dan pinggulnya besar. Dilansir The Sun, Ken bahkan mengeluarkan cairan putih dari puting payudaranya, 10 kali lebih banyak dari wanita menyusui.

Ken juga tidak bisa berhubungan seks karena dia tidak bisa ereksi. Hingga akhirnya, pada usia 27 tahun, pasangannya selama satu tahun meyakinkannya untuk menemui dokter.

Remaja Zaman Now Lebih Cepat Puber, Dokter Beri Saran Perawatan Kulit yang Tepat

Ken kemudian menjalani tes MRI dan dipastikan bahwa tumor otak telah menunda masa pubertasnya. Pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini pun menjalani operasi dan harus mengkonsumsi obat testoteron yang kemudian dapat mengubah hidupnya.

"Tiba-tiba, terutama setelah menjalani operasi, saya berubah menjadi remaja yang melihat seks di mana-mana. Saya tinggal di Santa Monica dan sering bersepatu roda di sepanjang pantai, saya berpikir 'kenapa saya tidak pernah menyadari ada banyak wanita berbikini?," kata Ken.

Ken kini telah menikah dengan Brooke dan memiliki dua anak, Jackson berusia 13 tahun dan Chloe berusia 12 tahun.

Cerita hidup Ken kini telah diangkat ke dalam sebuah film yang akan dirilis pada akhir tahun ini. Ken juga sudah menuangkan pengalaman hidupnya ke dalam sebuah buku berjudul 'Man Made' pada tahun 2001 dan sudah difilmkan demgan judul 'The Late Bloomer' yang dirilis tahun ini.

"Saya tidak ingin menyimpan semuanya lagi. Brooke, seluruh keluarga dan saya sangat mendorong komunikasi. Kami menciptakan sebuah lingkungan di mana anak-anak bebas berbicara tentang apapun tidak hanya tentang perasaan mereka, tapi juga tubuh mereka," kata Ken.

Ken menambahkan, pelajaran yang sudah didapatnya membut Ken merasakan pentingnya mengungkapkan kejujuran. Itulah kenapa, dia senang dengan dirilisnya film tentang dirinya. "Saya bersedia menceritakan cerita saya lagi," kata Ken.

 

 

 

Yep, that's me as a senior in high school. I was about to turn 18, had just been recruited to play ice hockey at Colgate University, had a girlfriend and was in love. But then came a brain tumor and everything changed. The worst part? I didn't even know I had it. And it got bigger and bigger ...for ten years, I suffered. And I felt alone. My body was at war with itself. In every awful way. Then by the miracle of a woman who cared for me, I saw a doctor and soon the tumor was removed and my life went from black and white to a rainbow of colors. That's why I am a person who is filled with so much gratitude. That is why I wrote "The Late Bloomer: A Memoir of My Body," which went on sale everywhere today. And if health and happiness and a book wasn't already enough reward for my suffering, my book has been adapted into a movie, which is released October 7. And by some miracle, it's a very funny romantic comedy! After all, laughter is the best form of medicine. I hope you get a chance to read or listen to my book, and that you learn more about yourself by reading how I learned so much about myself. Enjoy my ride. I have ...mostly. - Kenny B #TheLateBloomer

A photo posted by Ken Baker (@kenbakernow) on

MRI di RS Mandaya Karawang.

Selain Lebih Cepat, Kini Lakukan Pemeriksaan MRI Bisa Sambil Dengarkan Musik Hingga Nonton

MRI sangat dibutuhkan untuk menangani berbagai penyakit, seperti stroke, pendarahan otak, tumor otak, saraf kejepit, pemetaan lokasi tumor sampai melihat kondisi sendi.

img_title
VIVA.co.id
27 September 2024