Ibu, Ini Dampak Buruk Sering Berkata 'Jangan' kepada Anak
- Pixabay/ qimono
VIVA.co.id – Otak anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan maksimal pada empat hingga lima tahun pertama kehidupannya. Sebagian besar otak bayi terbentuk lebih cepat selama waktu ini. Diketahui ada sekitar 100 milyar neuron terbentuk dalam beberapa tahun.
Inilah masa di mana rasa keingintahuan anak sangat tinggi dan mereka belajar dengan cepat. Karenanya, mengatakan 'jangan' pada anak dapat menghambat pertumbuhannya. Terutama bagi orangtua pekerja yang sibuk, seringkali mengatakan 'jangan' adalah cara termudah untuk mendisiplinkan buah hati.
Namun, Anda harus tahu bahwa cara ini bukanlah cara efektif dalam membimbing perkembangan buah hati menurut sejumlah pakar.
Tentu saja, balita harus tahu batasan. Seringkali mereka tidak menyadari bahaya dari hal-hal sederhana dalam keseharian kita. Mereka sepenuhnya bergantung pada orangtua untuk menghindarkan mereka dari bahaya seperti ujung benda yang tajam, tidak terjatuh dari sofa, kursi, tempat tidur, dan sebagainya.
Meski begitu, terlalu sering mengatakan 'jangan' hanya akan membunuh rasa keingintahuan anak. Para ahli memiliki cara terbaik dalam mendisplinkan buah hati dengan tidak menggunakan kata 'jangan'.
Anna Koerbitz yang sering berhubungan dengan balita dan orangtua balita sebagai bagian dari program orangtua-anak mengatakan, jika orangtua melakukan hal yang tepat sejak awal, orangtua tidak perlu khawatir mengenai masalah disiplin dan prilaku di masa depan.
"Balita sangatlah cerdas dan selalu mencari konsistensi dalam interaksinya bersama orangtua," kata Koerbitz seperti dikutip Times of India.
Sementara, pendidik dan mentor parenting Swati Popat menuturkan, daripada mengatakan 'jangan', Anda mungkin harus mengadaptasi pandangan yang positif mengenai disiplin. Ketika digunakan terlalu sering, anak-anak akan menjadi kebal terhadap kata tersebut dan tidak lagi mengindahkan kata itu.
Apakah Anda ingin menjauhkan mereka dari bahaya atau ingin menunjukkan mereka cara yang benar, sebaiknya gunakan metode yang lebih efektif dibandingkan kata “jangan.”
(ren)