Kenali Gejala Disleksia Lewat Sepuluh Pertanyaan

Ilustrasi anak menulis
Sumber :
  • pixabay/picjumbo

VIVA.co.id – Disleksia atau gangguan pada perkembangan baca dan tulis memang masih menjadi suatu gangguan yang belum banyak diketahui. Seringkali orang tua menganggap anak yang disleksia tidak cerdas sehingga orang tua merasa kecewa dengan buah hatinya.

Membacakan Buku Sejak Dini, Efektif Picu Minat Baca Anak

Sebagai orang tua dengan anak penderita disleksia, Amalia Prabowo membagi pengalamannya dalam mendampingi putranya menghadapi disleksia. Cerita Amalia juga sudah dibukukan dan diangkat ke dalam film berjudul Wonderful Life.

Menurut Amalia, hal pertama yang harus dilakukan ketika mendapati ada sesuatu yang tidak biasa pada anak adalah langsung menemui pakar, baik psikolog atau psikiater.

Tips Mudah Membiasakan Anak Gemar Membaca

"Harus tahu diagnosisnya apa, kalau tidak pasti orang tua tidak tahu harus melakukan apa. Biasanya anak disleksia labelnya malas," ujar Amalia saat ditemui di acara preview film Wonderful Life di Senayan City, Jakarta, Sabtu, 8 Oktober.

Diagnosis pakar, lanjut Amalia, penting dilakukan untuk mendapatkan terapi yang sesuai untuk anak. Kebanyakan ibu, sayangnya, masih enggan menemui pakar untuk masalah buah hatinya.

Membaca Dapat Kembangkan Logika Dasar Anak

Namun, sebelum berkonsultasi dengan pakar, ada beberapa tanda yang bisa orang tua baca untuk memastikan apakah buah hati mereka mengalami gangguan atau tidak.

"Misalnya saat usia lima tahun ada keterlambatan bicara. Atau kalau mengucapkan kata terbalik. Itu ada potensi disleksia. Saat usia tujuh tahun biasanya sudah kelihatan karena sudah mulai mengenal huruf," ujar Amalia.

Selain itu, Amalia juga menambahkan kalau ada tes yang berisi 10 pertanyaan singkat untuk mendeteksi disleksia pada anak. Jika tujuh dari 10 pertanyaan itu dijawab 'ya', berarti anak itu punya disleksia.

"Pertanyaan itu misalnya apakah bisa membedakan kanan atau kiri, apakah tidak bisa berhitung, tidak mengerti makna satu kalimat, gampang jatuh, tidak bisa membedakan arah, tidak mengenal konsep waktu, ingatan pendek artinya dia tidak bisa diberi perintah lebih dari satu, dan tidak bisa mengenal nama hari atau bulan," ujar Amalia.

Jika mendapati anak yang disleksia, Amalia menyarankan agar orang tua lebih dapat memahami pola pikir anak. Cari tahu apa yang membuat suasana hatinya berubah, capek, atau takut. Untuk anak berkebutuhan khusus, ibu memang harus jeli dalam melihat.

Menemani Anak Membaca

Cegah Hoax Merajalela, Tanamkan Minat Membaca Pada Anak

Literasi rendah mengakibatkan hoax.

img_title
VIVA.co.id
1 Oktober 2020