Menggunakan Tisu Basah di Area Kewanitaan Berbahayakah?
- Pixabay/niekverlaan
VIVA.co.id – Pada kondisi tertentu, penggunaan tisu basah sering menjadi alternatif praktis. Terlebih, saat sedang sulit menemukan air, tisu basah cenderung digunakan untuk membasuh organ vagina usai buang air.
Namun, nyatanya, hal tersebut tidak disarankan karena dampaknya yang kurang baik pada organ kewanitaan. Bahkan, tak menutup kemungkinan malah memicu terjadinya infeksi di organ tersebut.
"Tisu basah yang digunakan usai buang air, kalau cara lap nggak bersih, malah membuat infeksi. Karena salah-salah, bakteri malah tertinggal di vagina dan masuk ke dalamnya," ujar Spesialis ObGyn, dr. Liva Wijaya, SpOG, di Media Workshop Betadine Feminine Hygiene di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2016.
Untuk itu, membasuh dengan cara yang benar adalah salah satu langkah pencegahan pertama untuk menghindari infeksi. Langkah awal dimulai dari penggunaan air bersih yang mengalir dan hindari tisu basah.
"Paling penting adalah saat membasuh, gunakan air bersih yang mengalir dan dibasuh dari depan ke belakang agar bakteri yang ada di anus tidak berpindah ke vagina. Kalau pakai tisu basah, biasanya tidak tepat pemakaiannya dan membuat bakteri itu cepat berpindah," ujarnya menjelaskan.
Tapi, Liva memberikan sedikit keleluasaan dalam penggunaan tisu basah jika berada di situasi genting, tanpa adanya air bersih.Ia mengingatkan, agar pemakaian tisu basah tidak digunakan sesering mungkin dan cukup di area luar vagina.
"Kalau sudah kepepet, boleh-boleh saja. Tapi ingat membasuhnya harus benar yaitu dari depan ke belakang dan sekali usap saja. Penggunaannya juga hanya boleh di bagian luar vagina.”
(mus)