Bahaya Mencuci Area Kewanitaan dengan Sabun
- pixabay/holdosi
VIVA.co.id – Kebersihan pada area kewanitaan memang harus selalu dijaga untuk mencegah timbulnya bakteri yang menganggu area tersebut. Namun, terkadang terlalu berlebihan membersihkan area kewanitaan ternyata tidak baik bagi kesehatan karena area tersebut membutuhkan bakteri yang baik untuk menjalankan fungsinya.
Banyak perempuan yang belum mengetahui tanda dan gejala kelainan pada daerah intim. Bahkan, para perempuan cenderung malah menggunakan sabun yang menurut mereka mampu membersihkan area kewanitaan tersebut.
"Banyak yang menganggap penggunaan sabun itu untuk membersihkan, padahal itu malah akan membuat iritasi dan menurunkan kadar pH karena sabun bisa membunuh bakteri baik yang dibutuhkan vagina," ujar Spesialis ObGyn, dr. Liva Wijaya, SpOG, di Media Workshop Betadine Feminine Hygiene di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2016.
Salah satu bakteri baik yang memang dibutuhkan vagina adalah Lactobasillus, di mana ia akan menciptakan asam laktat yang membuat pH tinggi. Kadar pH tinggi bisa membunuh bakteri jahat dan baik untuk kondisi berkembangbiaknya si bakteri baik.
"Ph yang dibutuhkan vagina itu berkisar antara 3,8 hingga 4,5 sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem flora vagina yang baik dan membunuh yang jahat.
Oleh sebab itu, Liva tidak menyarankan penggunaan sabun secara berlebihan terlebih jika digunakan hingga vagina bagian dalam. Namun, ia tidak memungkiri penggunaan antiseptik yang memang dibutuhkan vagina saat kondisi tertentu.
"Bisa cuci daerah vagina luar dengan air bersih yang mengalir dan sabun yang tidak timbulkan iritasi. Terlebih, saat menstruasi, kondisi pH berubah sehingga keseimbangan bakteri bisa terganggu, di situ boleh kenakan antiseptik tapi yang tidak membunuh lactobasillus," kata dia.