Memahami Sikap Remaja Pengguna Internet

Wanita mengakses internet.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Media sosial hingga saat ini masih berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter remaja. Terlebih, fenomena yang kini banyak terjadi yaitu para remaja yang gemar mempertontonkan tubuhnya di akun milik mereka.

 CatidPaws, Game Asal Indonesia yang Tembus 1.4 Juta Pemain

Nyatanya, hal tersebut dipicu dari banyaknya komentar dari masyarakat luas mengenai keberadaan dan eksistensi remaja tersebut. Padahal, terlalu banyak membicarakan mereka hanya akan membuat sikapnya semakin menjadi-jadi.

“Masa remaja itu butuh pengakuan, hidupnya baru dimulai. Jadi konsepnya masa remaja memang terjadi dengan keinginan mereka yang ingin diterima orang lain dan dilihat dengan sosok yang berbeda," ujar Psikologi Hubungan Masyarakat, Dr. Ayu Dwi Nindyati, yang ditemui di Kemenkes RI, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2016.

Biasanya Perankan Pria Berpoligami, Fedi Nuril Kesulitan Perankan Karakter yang Kesepian

Wanita berselancar di internet.

Menurut Ayu, dengan menampilkan sosok yang berbeda dan adanya pengakuan dari masyarakat, akan membuat remaja tersebut semakin merasa diapresiasi. Namun, salahnya adalah ketika apresiasi tersebut diberikan pada perilaku remaja yang cenderung negatif.

Demi Peran di Second Account, Naura Hakim Hilang dari Media Sosial

"Memang kita nggak bisa langsung judge, tapi balik lagi ke norma dan adat yang ada di masyarakat. Kalau informasi mengenai nilai-nilai tersebut masih sangat minim, remaja akan semakin menyimpang dalam berperilaku karena mereka nggak suka dikekang dan akan memberontak," ucapnya.

Oleh sebab itu, Ayu menekankan pentingnya peran serta masyarakat untuk memberikan informasi yang jelas akan nilai-nilai yang berlaku. Lebih lanjut, masa remaja juga harus dirangkul dengan peran serta lingkungan sepermainannya yang mengarah ke perilaku positif

"Peer group (teman sebaya) itu mampu membantu, karena masa remaja lebih percaya pada temannya dan mendengarkannya. Peran kita di situ cari teman sepermainannya yang positif," kata dia.

Ilustrasi kolaborasi.

Bangun Persamaan Persepsi Lewat Kolaborasi

Semangat kolaborasi bagi mereka yang berani mengekspresikan identitasnya, tanpa rasa malu atau kompromi.

img_title
VIVA.co.id
10 November 2024